Cadangan Devisa Akhir Juli 2019 Naik Jadi USD 125,9 Miliar

Posisi cadangan devisa setara dengan pembiayaan 7,3 bulan impor atau 7,0 bulan impor.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Agu 2019, 12:50 WIB
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2019 sebesar USD 125,9 miliar. Angka tersebut naik dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2019 yang tercatat USD 123,8 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menjelaskan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,3 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

"serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (7/8/2019).

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Peningkatan cadangan devisa pada Juli 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan valas lainnya, serta penarikan utang luar negeri pemerintah.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Prospek Ekonomi Cerah, Modal Asing Terus Mengalir ke Indonesia

Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk ke Indonesia hingga minggu keempat Juli 2019 telah mencapai Rp 192,5 triliun. Adapun aliran modal asing yang masuk ke Indonesia terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 119,3 triliun dan pasar saham sebesar Rp 72,2 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, aliran modal asing tersebut masuk didorong oleh prospek perekonomian nasional yang makin baik dan daya tarik investasi.

"Hingga minggu keempat atau 25 Juli aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 192,5 triliun. Hal ini mengkonfrimasi aliran modal asing ke dalam portofolio masih positif menunjukan kepercayaan investor," kata dia, di Mesjid Kompleks Gedung BI, Jakarta, Jumat (26/7/2019). 

Dia menjelaskan, dengan masuknya aliran modal asing tersebut maka diperkirakan neraca pembayaran akan tetap terjaga, sehingga mampu menopang stabilitas eksternal Indonesia.

Selain itu, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia akan mendorong kinerja neraca pembayaran Indonesia pada kuartal II 2019.

"Hal ini juga menunjukkan aliran modal asing masuk ke Indonesia khususnya dalam bentuk portofolio akan menambah surplus neraca modal dan pembayaran, sehingga akan mendukung stabilitas eksternal ekonomi Indonesia,” tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya