Kisah Enzo Allie Taruna Akmil Blasteran Prancis Gigih Belajar Bahasa Indonesia

Meski kesulitan berbicara bahasa Indonesia saat itu, kemampuan bahasa Prancis Enzo digunakan pihak sekolah untuk diajarkan ke siswa lainnya.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 08 Agu 2019, 06:48 WIB
Enzo Zens Allie saat ikuti seleksi taruna Akmil (Sumber: Instagram/tni_angkatan_darat)

Liputan6.com, Serang - Sosok Enzo Zenz Allie mendadak viral setelah dirinya berbincang dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menggunakan bahasa Prancis. Rupanya, ada cerita menarik dan haru kala pemuda blasteran Prancis ini gigih belajar bahasa Indonesia.

Saat masuk ke SMA Boarding School Al Bayan, Enzo masih kesulitan berbahasa Indonesia. Sehingga dia harus mendalami mata pelajaran tersebut kepada seorang guru bernama Yudi.

Bahkan, saat malam hari, Enzo mendatangi mess gurunya dan belajar di masjid sekolah untuk memperdalam bahasa Indonesia.

"Termasuk mengeluh bahasa Indonesia, ketika ada kesulitan biasanya curhat ke (guru bagian) kurikulum. Dia sampai minta tambahan waktu untuk privat bahasa Indonesia. Saya persilakan silaturahim, baik ke rumahnya (guru) maupun di masjid," kata Kepala Sekolah SMA Boardhing School Al Bayan, Deden Ramdani, saat ditemui di ruangannya, Rabu (07/08/2019).

Meski kesulitan berbicara bahasa Indonesia saat itu, kemampuan bahasa Prancisnya digunakan pihak sekolah untuk diajarkan ke siswa lainnya.

Enzo lalu diangkat menjadi guru bagi teman-temannya untuk belajar bahasa Prancis saat malam hari.

"Ada pekan bahasa namanya. Bahasa Prancis, dulu Enzo yamg suka ngisi (mengajarkan). Kemudian Bahasa Inggris. Ada malam kebahasaan, bakda Magrib biasa dilaksanakan," terangnya.

Enzo di kalangan guru dikenal sebagai murid yang tekun dan giat dalam belajar. Bahkan Enzo pernah mengungkapkan keinginannya menjadi prajurit TNI melalui jalur Akademi Militer (Akmil). Keinginan itu disampaikan Enzo ke Deden, usai shalat Ashar di Masjid sekolahnya.

Pihak sekolah mendukung keinginan Enzo yang besar di Prancis untuk mengabdi ke Negara Indonesia sebagai prajurit TNI. Karenanya, pihak SMA Al Bayan memberikan materi akademik dalam porsi lebih banyak bagi Enzo.

"Sehari-harinya Enzo ini usahanya giat, tekunnya, bisa dikatakan lebih dari siswa pada umumnya. Kalau ada kesulitan pun suka disampaikan," jelasnya.

 

Saksikan Video Terkait Berikut Ini:


Bersih dari Ideologi Ekstrem

Enzo Zens Allie saat ikuti seleksi taruna Akmil (Sumber: Instagram/tni_angkatan_darat)

Terkait dengan viralnya kisah miring Enzo seperti di beberap media sosial, Deden menanggapinya dengan senyuman. Menurut dia, saat menempuh pendidikan di sekolah yang memadukan pelajaran agama dan akademik umum, Enzo dikenal sebagai pribadi yang pekerja keras, soleh dan tidak neko-neko.

"Saya tersenyum (membaca posting-an di medsos). Sebagai lembaga (pendidikan) prinsip kami Aswaja dan NKRI harga mati. Kita kirim (siswa) ke Paskibra kecamatan (Anyer) dan belajar PKN. Saya kira sih Enzo bersih. Jadi, sangat kontradiktif (dengan posting-an di medsos)," kata Deden.

Deden mengaku sebelum ramai di medsos dan pemberitaan, dirinya pernah dimintai keterangan oleh anggota Badan Intelijen Negara (BIN) terkait rekam jejak Enzo. Dia memastikan Enzo mendapatkan pendidikan agama yang baik dan ideologi sesuai Pancasila.

Pihaknya memastikan bahwa TNI telah melakukan kroscek dengan benar terhadap para peserta seleksi Taruna Akmil. Sehingga tidak mungkin ada calon taruna yang terlibat organisasi terlarang maupun memiliki ideologi di luar Pancasila.

"Saya juga dikonfirmasi sama BIN. TNI juga kan sudah ketat masuk dan tesnya. Ideologinya juga. BIN menyatakan Enzo sudah jelas sangat Pancasilais," terangnya.

Deden mengakui Siti Hajah Tilaria, ibu dari Enzo, berdiskusi dengannya mengenai ramainya posting-an dan pemberitaan mengenai Ezno yang diduga terlibat dengan organisasi HTI, yang sudah dilarang keberadaannya di Indonesia. Siti pun ditenangkan oleh Deden.

Secara kelembagaan pihak SMA Boardhing School Al Bayan siap memberikan informasi dan keterangan, jika ada pihak yang membutuhkan kejelasan ideologi Enzo.

"Saya bilang (ke orang tua Enzo) serahkan ke Allah. Pohon makin tinggi, maka angin makin kencang. Jika dibutuhkan secara klarifikasi, kita sebagai lembaga sangat siap. Kita juga pelajarannya terintegrasi dengan ideologi Pancasila," ujar Deden.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya