Liputan6.com, Jakarta - Apple menggandeng perusahaan farmasi Eli Lilly untuk melakukan penelitian tentang deteksi dini demensia berbasis data Apple Watch.
Perusahaan berbasis di Cupertino, AS itu juga bermitra dengan startup di bidang kesehatan, Evidation, guna menemukan cara lebih cepat dan tepat untuk mendeteksi gangguan kognitif seperti Alzheimer.
Baca Juga
Advertisement
Penelitian ini, sebagaimana dikutip dari CNBC, Jumat (9/8/2019), melibatkan 15 orang; 5 orang dari Apple, 5 orang dari Eli Lilly dan 5 orang lainnya dari Evidation.
"Dengan penelitian ini, kami melihat bagaimana data perilaku sehari-hari, seperti yang ditangkap oleh iPhone, Apple Watch, dan Beddit, mungkin bersifat efektif dalam membedakan antara individu dengan gangguan kognitif ringan dan penyakit Alzheimer ringan, dengan mereka yang tidak memiliki gejala-gejala tersebut," kata Christine Lemke, co-founder Evidation.
Hasil Penelitian
Tahap awal dari penelitian berlangsung selama 12 pekan dan meliputi kelompok kontrol sebanyak 82 orang sehat, serta 31 orang dengan penurunan kognitif dan demensia yang bervariasi. Kedua kelompok tersebut diminta untuk tidak meminum obat yang mungkin berefek pada hasil penelitian.
Setiap orang dari kedua kelompok tersebut secara rutin menggunakan iPhone, Apple Watch dan pelacak tidur Beddit. Mengenai Beddit, Apple telah mengakuisisinya pada dua tahun lalu.
Penelitian ini menemukan bahwa kecepatan mengetik orang-orang dengan gejala penurunan kognitif cenderung lebih lambat dan kurang teratur. Selain itu, mereka juga mengirim pesan teks lebih sedikit.
Temuan lain menunjukkan bahwa mereka juga memiliki ketergantungan lebih besar pada aplikasi pendukung dan memiliki kecenderungan lebih sedikit untuk mengisi survei yang diperlukan.
Namun, perlu ditekankan bahwa penelitian ini, karena sejumlah keterbatasan, tidak menarik kesimpulan jangka panjang sebab hal itu memerlukan lebih banyak analisis.
(Why/Ysl)
Advertisement