Mini Tower Roh Baru Papandayan yang Membuat Bungah

Selain berwisata, para pengunjung TWA Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat juga, bisa mengakses komunikasi dengan cepat.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 10 Agu 2019, 09:43 WIB
Selain berwisata di alam terbuka yang terkenal dingin dan sejuk tersebut, nampak para pengunjung TWA Papandayan, Garut, Jawa Barat, bisa langsung melakukan akses komunikasi dengan cepat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - "Hallo say, bunda sama Azmi sudah sampai Papandayan nih," ujar Dini Alamanda, salah seorang pengunjung Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan, Garut Jawa Barat, dengan genit mengabari suaminya yang berada di Jakarta, saat pertama kali menginjakan kaki di sana.

Emak-emak muda itu nampak sumringah, memberikan informasi kepada sang pujaan hati, ihwal suasana liburan yang indah bersama anak dan rombongan lainnya.

Sesekali tangannya terus mengabadikan setiap momen indah bersama anak lelaki semata wayangnya itu, selama kegiatan plus liburan di Papandayan yang dikenal sejuk itu.

"Sinyal di sini jauh lebih hidup, dalam beberapa kali ke Papandayan, baru kali ini sinyal sangat baik," ujar dia kepada Liputan6.com di tengah-tengah rombongan kampus Universitas Garut (Uniga) dan ITB yang tengah melangsungkan acara, Sabtu lalu (3/8/2019).

Menurutnya, sinyal jaringan seluler di Gunung Papandayan telah berubah drastis. Jika sebelumnya hanya menikmati hidangan wisata alam, kali ini bisa sambil berselfi ria.

Kondisi itu pun cukup membantu pengunjung selama berlibur di kawasan wisata berketinggian 2.664 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut.

"Memang (kekuatan sinyal) belum merata di semua spot, namun jauh membaik dibanding sebelumnya yang tidak ada sinyal jaringan," kata dia.

Bersama rombongan beberapa mahasiswa dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), mereka nampak ceria dalam kegiatan bareng dua kampus itu, di area wisata alam terbuka tersebut.

"Kadang di Gasibu (tempat acara) bagus, tapi menara (menara pandang) jelek atau sebaliknya," katanya. 

Bahkan tak jarang, anggota rombongan yang masih berusia muda-mudi itu, beberapa kali melakukan postingan story di Instagram miliknya, untuk mengabadikan sekaligus menggambarkan indahnya berlibur di sana.

"Foto WA (Whatssapp) semuanya berhasil dikirim (posting)," kata dia menambahkan dengan bangga, sambil memperlihatkan beberapa hasil jepretan foto dari kamera selulernya, kepada anggota tim lainnya.

Hal senada disampaikan Mira, 21 tahun, pengunjung asal kota Tasikmalaya. Menurutnya, sejak pertama kali menginjakan kaki satu dekade lalu di Papandayan, baru kali ini akses jaringan seluler tersedia.

"Yang jelas sangat membantu, apalagi seperti kami butuh informasi cepat," ujar karyawan swasta di kota resik Tasik tersebut.

Dengan kemudahan itu, lokasi pegunungan yang selama ini menjadi momok menakutkan pengunjung hilangnya jaringan, mulai sirna di area wisata Papandayan.

"Kan sekarang bisa langsung ngubah story di IG, termasuk bisa video lewat whatsapp," katanya.

 


Mini Tower

Dua orang pengunjung, nampak tengah menikmati akses jaringan seluler di atas ketinggian 'Menara Pandang', sambil menyaksikan view wisata di kawasan TWA Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Tak salah memang keseruan dan ekspresi yang disampaikan beberapa pengunjung diatas. Dalam setahun terakhir, PT Alam Indah Lestari (AIL) selaku pengelola Gunung Papandayan, berihtiar memasang mini tower seluler di sana, walhasil jaringan komunikasi pun lebih jernih.

"Istilahnya kebutuhan sinyal itu saat ini, sudah hampir sama dengan kebutuhan pokok," ujar Direktur PT Alam Indah Lestari (AIL), Tri Persada, sambil tersenyum saat dikonformasi di lokasi yang sama.

Menurutnya, sejak pertama kali terpasang setahun lalu, akses jaringan komunikasi untuk seluler berubah total. Jika sebelumnya harus mencari beberapa titik dengan ketinggian tertentu, namun saat ini jaringan seluler, hampir merata bisa diakses pengunjung.

"Secara umum fasilitas masih sama, cuma memang durasi waktunya yang kami tambah," ujarnya.

Menurut Tri, pemasangan mini tower merupakan jawabatan atas keluhan pengunjung sejak lama. Meskipun seluruh beban operasional tower ditanggung pengelola, namun ia bangga kemudahan jaringan dapat dinikmati seluruh pengunjung yang datang.

Nampak sebuah genset penghasil energi listrik, terpasang persis di bawah menara pandang yang digunakan menancapkan fasilitas mini tower. Alat itu nyaris 24 jam terus beroperasi untuk memasok energi bagi tower.

"Awalnya tower beroperasi hanya lima jam, sekarang sudah 14 jam bahkan lebih," kata dia.

Untuk menjawab dahaga pengunjung atas jaringan, ia pun berupaya meningkatkan akses operasional layanan lebih panjang hingga pukul 22.00 WIB malam. Bahkan dalam beberapa kesempatan, saat angka kunjungan menunjukan peningkatan signifikan, lembaganya tak pelit mengoperasikan layanan hingga 24 jam.

"Tamu tinggal request saja nanti kami akan layani dengan suka hati," ujarnya.

Seiring peningkatan akses jaringan seluler yang semakin kinclong di sana, Lembaganya berharap, mampu berdampak lurus peningkatan angka kunjungan ke Papandayan.

"Saat ini belum terlihat signifikan, namun memang kami akui ada peningkatan," kata dia sedikit membocorkan dapurnya.

Saat ini daya jelajah sinyal jaringan dari fasilitas yang telah terpasang, menjangkau hingga radius tiga kilometer atau hampir seluruh kawasan wisata Papandayan plus titik-titik tertentu.

Sementara waktu koneksi jaringan beroperasi mulai pukul 07.00 hingga  22.00 WIB.

Simak video pilihan berikut:

 


Nyawa Baru Pelaku Usaha

Para pedagang TWA Gunung Papandayan, tengah menerima beberapa penghargaan dalam Sayembara Sambal Goyang Inul Khas Papandanyan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Selain pengunjung, kemudahan akses jaringan seluler yang diberikan Telkomsel itu, mampu dinikmati para pelaku usaha yang berada di kawasan wisata Papandayan.

"Lebih mudah juga saat membutuhkan kiriman barang jika membutuhkan," ujar Kang Ayi, salah satu Guide yang juga memiliki lapak jualan di sana.

Menurutnya, pemasangan fasilitas mini tower yang dipasang di menara pandang, mampu meningkatkan akses jaringan seluler di sana.

"Telkomesl paling bagus, kemudian Indosat, yang lain belum ada," ungkap dia.

Pembatasan sinyal jaringan seluler kata dia memang merupakan kewenangan pengelola, namun dengan terus bertambahnya waktu akses koneksi, mampu menarik lebih banyak pengunjung yang datang.

"Sekarang saja dampaknya bisa dilihat langsung, hampir setiap hari pengunjung masuk (berwisata),” kata dia.

Bahkan kesempatan bertatap langsung dengan calon pengunjung yang akan didampingi, bisa langsung dilakukan tanpa tersekat waktu dan lokasi jaringan.

"Dulu mau cari sinyal harus turun dulu ke pemukiman penduduk, sekarang di sini tinggal video call langsung deh nyambung," ujar dia tertawa sambil bersenda gurau.

Tidak hanya pemandu wisata, pelaku usaha lain pun sama. Pian, (25), salah seorang fotografer lepas TWA Papandayan, mengaku terbantu dengan hidupnya akses jaringan seluler di sana.

"Yang pasti informasi lebih cepat, tanpa menunggu berjam-jam lagi untuk posting," kata dia.

Bahkan kondisi itu sangat dibutuhkan generasi milenial yang doyan dengan fasilitas media sosial (medos).  Namun meskipun demikian, ia mengaku cuaca yang tidak mendukung, masih berperan mengganggu jaringan seluler yang tersedia.

"Mungkin kedepannya butuh tower yang lebih besar lagi," pintanya dengan tersenyum ramah.

Sementara bagi kios atau warung sekitar yang menyediakan makanan, terbukanya akses jaringan seluler mampu melayani permintaan kebutuhan barang jualan saaat dibutuhkan.

"Apalagi sekarang ada ojek online, barang pesanan dari kota Garut bisa sampai ke sini," ujar Yati, salah satu pemilik kios di sana.

Dengan semakin ramainya kunjungan, ketiga pelaku usaha itu berharap, waktu pengoperasianan layanan bisa berlangsung hingga 24 jam. "Itu harapan kami, tapi tergantung pengelola juga," kata Ayi menambahkan.

 


Ujung Tombak Sosialisasi

Nampak para pengunjung tengah berfoto bersama sebelum melakukan pendakian di kawasan TWA Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Selain menambah keceriaan pengunjung, kemudahan jaringan sinyal seluler ujar Tri, memberikan angin segar dalam pengembangan kawasan wisata alam gunung Papandayan. “Akses sosialisasi dan publikasi menjadi lebih cepat lagi,” kata dia.

Dalam tiga tahun terakhir, sejak PT AIL datang kawasan wisata Papandayan berubah signifikan. Jika sebelumnya waktu kunjungan hanya terbatas pada jam-jam tertentu, sekarang jumlah kunjungan wisatawan jauh lebih ramai.

Mereka bisa memasuki area wisata, kapan pun saja dengan kondisi alam yang masih segar dan alami itu. “Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dengan sejumlah penambahan fasilitas yang kami sediakan,” kata dia.

Tak mengherankan jika awalnya hanya akses view alam terbuka kawah gunung Papandayan. Saat ini pengunjung bisa menikmati lebih banyak lagi wisata yang lebih beragam.

Tercatat sejumlah cottage dengan konsep rumah bernuansa alam, pemandian air hangat alami, hingga jogging track siap memanjakan pengunjung.

Sementara spot lain wisata Papandayan yang lebih dulu ada seperti, lokasi perkemahan, hutan mati, kawah aktif, taman edelweiss, tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang.

Walhasil, meskipun berada di atas ketinggian, kawasan wisata hasil letusan Gunung Papandayan itu, masih menjadi daya tarik postif bagi pengunjung.

“Mayoritas (pengunjung) masih didominasi dari Jabodetabek, kadang ada juga asing, tetapi tidak banyak,” ujat Tri menambahkan.

 


Sambut HUT Kemerdekaan RI

Ratusan pengunjung asal Jakarta, tengah menikmati sesi fun game menarik di kawasan wisata alam Papandayan, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dedi Sitepu, Manajer Operasional TWA Papandayan menambahkan, seiring jernihnya jaringan seluler di kawasan wisata Papandayan, pengelola ujar dia, terus berupaya menghadirkan hiburan yang menyegarkan bagi pengunjung.

Bahkan menjelang datangnya pesta Kemerdekaan Indonesia ke-74, pengelola telah menyiapkan sejumlah hiburan menarik bagi pengunjung.

"Yang jelas ada permainan rakyat tepat pada puncak perayaan kemerdekaan 17 Agustus," kata dia.

Ragam permainan tradisional mulai tarik tambang, balap karung, makan kerupuk dan lainnya dengan leluasa bisa dinikmati pengunjung. “Bebas siapapun bisa ikut, tidak hanya kami selalu pengelola,” ajak dia.

Mengusung tema menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, tak lupa pengelola taman pun bakal menggelar beberapa pementasan seni budaya seperti pencak silat, degung dan pertunjukan kesenian lainnya.

“Di akhir pementasan ada hadiah yang menarik yang akan diberikan bagi pemenang dari seluruh kategori perlombaan,” ujar dia.

Masuknya bulan Agustus kata dia, memang memberikan banyak keuntungan bagi pengunjung, selain obral diskon bagi beberapa fasilitas penginapan, juga banyak kegiatan hiburan yang ditawarkan.

"Kami juga berikan promo free sarapan dan rendam kolam air hangat sepuasnya," ujar dia.

Dampaknya ada lonjakan pengunjung yang signifikan dibanding bulan biasa. "Sekitar 20-30 persenan lah," ujar dia memprediksi kenaikan kunjungan.

Rudi, Salah satu pengunjung asal kota Bogor menyatakan, kesempatan berwisata di Papandayan kini lebih lengkap, dengan hadirnya beberapa fasilitas tambahan.

"Kalau dulu hanya tok naik gunung, naik hutan mati, kawasan kawah selesai, sekarang lebih seru dan beragam," kata dia.

Selain penataan taman alam yang lebih rapi, juga area camping ground yang menjadi ikon, lebih aman. “Apalagi jika memang menginap di sini, bakal menikmati sensasi bermalam dengan suhu mengigil," ujar dia, bangga.

Namun meskipun demikian, ia berharap pengelola bisa lebih beragam menawarkan paket promo wisata yang menarik bagi pengunjung.

"Misalkan wisata kulinernya atau oleh-oleh lainnya kan terlihat belum lengkap tuh," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya