Sambutan Hangat Belasan Ribu Kader Banteng untuk Prabowo

Seperti galibnya teman akrab, Megawati mengajak bercanda Prabowo dalam pidato politiknya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 09 Agu 2019, 05:54 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (dua kiri) saat menghadiri Kongres V PDIP di Bali, Kamis (8/8/2019). Prabowo ditemani Waketum Gerindra Edhy Prabowo dan Sugiono saat menghadiri Kongres PDIP. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Denpasar - Dua minggu lalu Prabowo Subianto bertamu ke kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Bukan ajakan bergabung ke koalisi yang terlontar dari sang tuan rumah Ketua Umum PDIP ke Ketum Gerindra itu. Melainkan meminta hadir di acara akbar PDIP di Bali. Ketika itu, Prabowo pun mengiyakan ajakan Mega.

Janji itu tak sekadar lisan atau basa basi politik. Prabowo memenuhi undangan di Grand Inna Bali Beach Hotel, Kamis 8 Agustus 2019, tempat belasan ribu kader banteng berkumpul. Turun di depan lobi, dia pun disambut petinggi partai dan berjalan melewati para kader berbaju merah. Tak ada hujatan yang terlontar, justru sambutan hangat yang diterimanya.

Prabowo pun langsung masuk ke arena Kongres V PDIP. Dia berjalan dari pintu masuk hall, menuju bagian depan. Para pengurus DPD dan DPC, yang mungkin saja pada Pemilu 2019 kemarin, sempat menghadapinya, tak menyeruduk. Bukan tanduk, melainkan tepuk tangan yang menyambut kehadirannya.

Prabowo awalnya sempat duduk di barisan para ketum parpol. Namun, seketika saat Megawati, Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Ma'ruf Amin hadir, dia terlihat diminta bergeser oleh Megawati di barisan 4 tokoh bangsa itu.

Mengenakan batik cokelat dan bukan baju kebesarannya, Prabowo tampak khidmat mengikuti satu per satu acara pembukaan Kongres V PDIP. Sampai akhirnya tiba, giliran Megawati berpidato.

"Terima kasih Pak Prabowo sudah menghangatkan Kongres," begitu kata Megawati mengawali pidatonya.

Seperti galibnya teman akrab, Megawati mengajak bercanda Prabowo dalam pidato politiknya. Dia pun memberikan isyarat, bahwa 'pertempurannya' hanya urusan politik, bukan sampai mendarah daging.

"Iya loh, kan capek ya namanya tempur terus, ya sudahlah, nanti tempur lagi di 2024," canda Megawati.

Tak hanya itu, Megawati juga membahas solidnya kader PDIP dengan mengatakan tak ubahnya seperti kepalan tangan seseorang saat meninju. Di sini, dirinya kembali lagi menggoda mantan pendampingnya di Pemilu 2009 itu.

"Sayang saya perempuan. Sudah gitu cantik lagi. Masa saya tinju-tinju. Tapi masa saya tinju sama Pak Prabowo," Gurau Megawati, yang kemudian mendapat cakupan tangan oleh Prabowo dan gelak tawa.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Menunggu Momentum

Kondisi ini seakan membuat Prabowo luwes. Itu terlihat saat dirinya hendak meninggalkan arena Kongres usai acara pembukaan, melihat Megawati berada di lobi hotel bersama Prananda Prabowo dan Puan Maharani. Seketika, hampir kurang 50 meter, mantan Danjen Kopassus itu keluar dari mobil dan berjalan menghampiri keluarga trah Sukarno itu.

Melewati para kader banteng, Prabowo sedikit melambaikan tangannya dan memohon pamit. "Bu saya duluan ya. Terima kasih," pamit Prabowo.

Megawati, Puan dan Prananda, tak lantas melepasnya begitu saja. Mereka pun sempat berbincang kecil dan berfoto, melalui jepretan dari kamera depan ponsel Puan. Kader PDIP yang berada di belakangnya, terlihat juga mencoba ikut masuk frame-nya.

Dari beberapa percakapan kecil mereka, terdengar Prabowo membalas candaan Megawati. "Saya sudah kena banyak pukul," canda Prabowo, yang kemudian masuk ke dalam mobil putihnya dan didampingi Edy Prabowo.

Puan Maharani sempat dimintai komentarnya soal candaan ibundanya dengan Prabowo. Dia memberikan isyarat-isyarat kecil soal Gerindra bisa saja masuk ke dalam koalisi dengan hangatnya sambutan untuk mantan pesaing Jokowi di Pemilu 2014 dan 2019.

"Dinamika politik selalu berkembang. Tadi ibu dalam pidatonya menyampaikan, makanya kalau 2024 mau maju lagi, dekat-dekat saya (Megawati). Silakan dipikirkan apa maksudnya," tutur Puan.

Dia tak mau berspekulasi. Meskipun, menyatakan peluang terbuka dan menunggu momentumnya saja.

"Politik enggak ada yang kaku. Semua peluang bisa dimungkinkan. Tinggal momentumnya itu kapan," tutup Puan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya