Jokowi dan Mahathir Akan Bahas Masalah Perbatasan hingga Kelapa Sawit

Fokus pembicaraan adalah tentang perlindungan WNI, peningkatan kerja sama perbatasan dan diskriminasi produk kelapa sawit.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2019, 08:08 WIB
Presiden Joko WIdodo (Jokowi) berbincang dengan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad di Istana Bogor, Jumat (29/6). Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi secara resmi oleh PM Mahathir usai dilantik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah isu dan upaya peningkatan kerja sama akan menjadi pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dalam pertemuan yang direncanakan berlangsung pada Jumat pagi ini.

Masalah yang mengemuka dan menjadi pembahasan keduanya adalah tentang perlindungan WNI, peningkatan kerja sama perbatasan dan diskriminasi produk kelapa sawit.

"Banyak hal yang perlu kita bicarakan dengan Tun Dr Mahathir Mohamad terutama yang berkaitan dengan perbatasan, dengan TKI kita. Termasuk mengenai diskriminasi minyak kelapa sawit kita. Itu yang utama," kata Presiden Jokowi dalam keterangan tertulis Biro Pers Media dan Informasi Setpres RI, Jumat (9/8/2019).

Selain itu, kedua kepala pemerintahan ini direncanakan melaksanakan ibadah salat Jumat bersama di Kuala Lumpur. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kedua pemimpin tersebut selama ini dikenal sebagai tokoh yang ingin menunjukkan wajah Islam yang membawa kedamaian.

"Kalau kita melihat ketokohan Tun dan Presiden Jokowi, maka kita melihat bahwa kedua pemimpin ingin terus menonjolkan the true color, the face of Islam yang damai, Islam yang toleran, dan salat Jumat bersama ini juga akan memperkokoh tali silaturahmi di antara kedua pemimpin tersebut," tutur Retno dalam siaran pers Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kunjungan Balasan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang memberikan keterangan setibanya Presiden di Malaysia mengatakan bahwa kunjungan Jokowi ini merupakan kunjungan balasan atas kunjungan serupa yang dilakukan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad, pada Juni tahun lalu.

"Kalau teman-teman ingat, Indonesia pada saat itu adalah negara tujuan pertama yang dikunjungi Tun setelah dilantik menjadi perdana menteri," ujarnya di Hotel Grand Hyatt, Kuala Lumpur, Malaysia.

Selain Menteri Luar Negeri serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, turut pula Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Krishna KU Hanna beserta Ibu Lim Fatimah, Konsulat Jenderal Johor Bahru, Kota Kinabalu, Tawau, Kuching Sarawak, dan Penang, serta sejumlah koordinator fungsi KBRI Kuala Lumpur menyambut kedatangan Presiden dan Ibu Negara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya