Bos BI: Pertumbuhan Ekonomi RI Bakal Tembus 6 Persen di 2024

BI selaku bank sentral akan terus melonggarkan kebijakannya untuk mestimulus pertumbuhan ekonomi.

oleh Bawono Yadika diperbarui 09 Agu 2019, 11:45 WIB
Gedung bertingkat mendominasi kawasan ibu kota Jakarta pada Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menyentuh 6 persen di tahun 2024.

Pihaknya menjelaskan, mesti tahun lalu BI cenderung sulit untuk melakukan manuver pada kebijakan moneter, dirinya optimistis pertumbuhan ekonomi RI bakal terus menanjak kedepannya.

"Kami yakin pertumbuhan ekonomi ke depan akan terus enaik, memang agak slow di awal, tapi bakal lebih cepat kedepan," tuturnya di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Dia melanjutkan, BI selaku bank sentral akan terus melonggarkan kebijakannya untuk mestimulus pertumbuhan ekonomi. Meski masih dirundung ketidakpastian global, RI dinilai bakal tetap menyesuaikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang.

"Tahun ini memang masih di bawah 5,2 persen, tapi within the next 5 year kita bisa tembus 6 persen," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemerintah terus melakukan transformasi ekonomi yang salah satunya diimplementasikan melalui 10 destinasi wisata prioritas selain Bali.

"Ada Wakatobi, Labuan Bajo. Kita dorong transformasi ekonomi untuk pemerataan," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Indef: Lebaran Tak Mampu Kerek Pertumbuhan Ekonomi

Suasana Terminal Nusantarapura, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (30/5/2019). Jumlah pemudik yang menggunakan kapal laut dari Pelabuhan ini ke sejumlah kota di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera diprediksi akan bertambah hingga hari puncak 1 Juni 2019. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Wakil Direktur Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto mengatakan, momentum lebaran 2019 tak signifikan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Eko menjelaskan, selama 7 tahun terakhir, Lebaran tak selalu dapat dioptimalkan untuk mengkerek pertumbuhan ekonomi. Hal ini bertentangan dengan pertanyaan pemerintah yang menyebutkan momentum Lebaran berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2019 justru melambat jika dibandingkan triwulan II-2018. Ini menggambarkan stimulasi musiman hari raya semakin terbatas dalam mendorong perekonomian," tuturnya Rabu (7/8/2019).

Selain itu, lanjut Eko, meski konsumsi rumah tangga tercatat naik, faktanya laju investasi masih terbilang melempem.

"Pertumbuhan investasi turun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Gimana mau dongkrak pertumbuhan ekonomi kalau pertumbuhan investasinya dibawah pertumbuhan ekonomi nasional," paparnya.

Di sisi lain, menurut Eko, hajatan demokrasi Pilpres 2019 juga tercatat belum cukup menstimulasi ekonomi.

"Secara proporsi, masih sangat terbatas dampaknya bagi perekonomian secara keseluruhan," terang dia.


Entrepreneur Bakal Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi RI di 2045

Bisnis kecil yang biasa disebut juga dengan wirausaha biasanya identik dengan modal kecil dan risiko yang minim.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan Indonesia akan menjadi negara maju dengan didukung banyaknya entrepreneur di bidang ekonomi kreatif.

Kata dia, potensi dari perkembangan ekonomi digital Indonesia akan menjadi katalisator atau roda penggerak pertumbuhan ekonomi di tahun 2045.

"Kami melihat tahun 2045 ekonomi digital bisa menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan kata lain, startup yang muncul saat ini baik yang sudah decacorn dan unicorn atau masih awal, akan menjadi masa depan entrepreneur Indonesia," tuturnya di Jakarta, Selasa (23/7/2019). 

Menteri Bambang tidak menampik, kreatifitas anak-anak muda Indonesia pada ekonomi digitalmemang sungguh luar biasa. Hal ini sangat berbeda dengan kontribusi pengusaha RI di masa-masa sebelumnya.

"Di masa lalu, calon enterprenuer lebih banyak dibidang perdagangan, ritel atau jasa seperti restoran tapi belakangan ini bahwa anak-anak muda ternyata kreatifitasnya sudah luar biasa," terangnya.

Dia pun menerangkan, ekonomi Indonesia di masa depan akan disokong oleh pengusaha atau entrepreneur pada sektor ekonomi kreatif.

"Indonesia hanya bisa jadi negara maju kalau semakin banyak jadi enterpreuner, bukan semakin banyak jadi PNS," kata dia.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya