Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) salah satu pemimpin daerah yang tak segan terjun langsung ke lapangan.
Wali Kota Perempuan pertama di Surabaya ini juga sering blusukan dan keliling kota untuk mengecek kondisi dan masyarakat Surabaya. Saat blusukan dan tugas, wali kota yang akrab disapa risma ini ternyata bergantung pada dua alat ini. Alat ini membantu risma dalam membantu menjalankan tugas dan berkoordinasi dengan jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Apa saja alat itu?
Risma menuturkan, kalau ia membawa handy talkie (HT) ketika pergi ke suatu tempat. Staf Risma pun membawa HT. HT tersebut dibawa untuk saling berkoordinasi.
"Kalau pergi ke suatu tempat pakai HT. Semua staf saya pegang HT," ujar Risma, seperti dikutip dari program Fokus Indosiar, ditulis Sabtu (10/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Risma juga kadang bersepeda ketika bertugas terutama saat keliling kampung di Surabaya. Hal ini memudahkan Risma saat bekerja. Risma mengatakan, memakai sepeda juga untuk menjaga kesehatan.
"Kalau berpindah ke tempat lain susah, saya pakai sepeda. Pakai sepeda jadi tahu lubang jalan yang sedikit, jalan pedestrian yang lantainya pecah," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Risma Ngaku Tak Punya Jadwal Khusus Blusukan di Surabaya
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma), salah satu pemimpin daerah yang tak segan terjun langsung ke lapangan. Meski demikian, Risma mengaku kalau waktu blusukan tersebut tidak ditentukan dan sering spontanitas.
Ia pernah hujan-hujanan terjun ke lapangan. Menyiram tanaman di taman,membersihkan pedestrian di Jembatan Merah Surabaya. Kadang ia juga memegang handy talkie saat di lapangan.
Risma menuturkan, kalau tempat blusukannya tersebut tidak disetting dan bisa saja terjadi langsung untuk ke lapangan.
"Spontanitas. Kadang ke sopir bilang pak lewat utara, tol, lewat barat. Kadang lewat selatan. Saya pun tidak bisa atur jadwal," ujar Risma saat ditemui di Gedung SCTV Tower, ditulis Kamis, 8 Agustus 2019.
Demikian juga waktu blusukan yang tidak bisa dipastikan. Risma mengaku, pernah blusukan saat jam lima pagi hari. Ketika aktivitas masyarakat Surabaya belum terlalu padat. Karena hari masih gelap saat jam lima pagi, Risma menceritakan kadang ada warga yang tidak mengenalnya. Namun, ketika sudah berjalan, warga Surabaya baru sadar dan langsung mengejar dirinya.
"Jam lima pagi aku sendiri, misalkan menyapa warga, juga tidak tahu saya siapa. Kalau begitu pas mereka tahu, saya dikejar-kejar," tutur dia.
Risma menuturkan, di dalam mobilnya juga terdapat peralatan untuk membantu saat terjun ke lapangan di Surabaya. Peralatan itu mulai dari linggis, sepatu boot, jas hujan, pacul, helm, sapu lidi, beras, minyak goreng dan lainnya. Risma membawa alat-alat tersebut untuk membantu saat bekerja. Kalau tidak membawa alat itu akan mengganggu orang lain dan menghemat waktu.
"Kalau enggak ada alat itu susah, harus manggil dulu (orang-red). Kalau begitu, langsung mandiri. Saya mau buka saluran ada linggis,enak sendiri," tutur dia.
Advertisement