Jelang Wukuf, Amirul Hajj Pantau Kondisi Jemaah Haji

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin memantau kondisi jemaah dan fasilitas pendingin udara, tenda, dapur hingga fasilitas kesehatan.

oleh Nurmayanti diperbarui 10 Agu 2019, 03:58 WIB
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin memantau kondisi jemaah dan fasilitas di Arafah. Bahauddin/MCH

Liputan6.com, Arafah - Puncak haji yang ditandai wukuf di Arafah telah tiba. Amirul Hajj atau Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin bersama jemaah haji asal Indonesia bersiap melaksanakan ibadah wukuf.

Tiba di Arafah pada Jumat sore (9/8/2019), Menag langsung memantau kondisi jemaah dan fasilitas pendingin udara, tenda, dapur hingga fasilitas kesehatan.

Mengenakan ihram, Menag mendatangi tenda di Maktab 75 yang ditempati jamaah embarkasi Solo (SOC). Di tenda, dia ingin memastikan kondisi pendingin udara (air conditioner/ac) yang ada.

"AC ini kan baru tahun ini kita terapkan di tenda-tenda jamaah," kata Menag. 

Selain tenda, Menag meninjau kondisi kamar mandi yang dipergunakan jemaah. Berlanjut ke dapur, lokasi memasak makanan jemaah.

Hal serupa dilakukan Menag saat mendatangi tenda jemaah JKG-53.

Terakhir, dia melihat fasilitas kesehatan jemaah. Di sini terdapat beberapa jemaah yang masuk safari wukuf.

Dari pantauan Liputan6.com, jemaah yang melihat kedatangan Amirul Hajj sangat antusias. Mereka berebut bersalaman hingga berswafoto.

Dari peninjauannya, Menag menilai arus pergerakan jemaah sejak awal dari Makkah menuju Arafah secara bertahap berjalan lancar.

Kondisi baik juga terlihat di tenda jemaah. "Tenda-tenda dalam kondisi yang baik secara keseluruhan meskipun satu dua ada yang AC nya tidak bekerja normal tapi segera kita laporkan dan segera dihidupkan kembali, " jelas dia.

Bahkan dia mengaku senang saat melihat fasilitas atau pos kesehatan jemaah. Tidak terlihat ada lonjakan pasien yang tampak dari tempat tidur yang kosong. "Itu artinya pasien jauh lebih sedikit daripada kapasitas yang ada, " jelas dia.

Dia pun mengimbau jemaah haji banyak beristirahat selain melakukan berbagai ibadah selama wukuf. Ini agar stamina kembali pulih saat jemaah meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah dan Mina.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mengintip Persiapan Kemenkes Jelang Puncak Ibadah Haji

Jemaah Haji Indonesia tiba di Arafah. Dok Daker Bandara Kemenag

Seluruh jemaah haji akan memasuki puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuza). Fase Armuzna ini akan terjadi pada tanggal 9 sampai 13 Dzulhijah atau diperkirakan dimulai 10 Agustus 2019.

Pelaksanaan ibadah haji di Armuzna, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan pos kesehatan khusus di dua lokasi, yakni pos kesehatan Arafah dan Mina.

"Pos kesehatan ini untuk memudahkan akses dan layanan kesehatan bagi jemaah haji Indonesia, di samping klinik kesehatan yang disediakan oleh Kerajaan Arab Saudi," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI Dr dr Eka Jusup Singka, Msc, dilansir dari keterangan tertulis Kemenkes, Jumat (9/8/2019).

Menurutnya, kedua pos kesehatan tersebut diperkuat dengan adanya enam pos satelit di sejumlah titik di Arafah, 11 di Muzdalifah, dan 10 di sepanjang jalur atas dan bawah jamarat. Begitu juga ambulans dan perbekalan kesehatan.

"Seluruh sumber daya kesehatan baik dari Daker Makkah, Madinah maupun Bandara difokuskan sepenuhnya untuk melayani jemaah haji Indonesia pada prosesi ini," ucap Eka.

Dia mengatakan, pada tahun ini jemaah haji Indonesia sebanyak 231.000 dan kedua pos akan melayani selama ibadah puncak.

Petugas yang melayani yaitu gabungan dari Tim Kuratif dan Rehabilitiatif (TKR) dan Tim Mobile Bandara dari tiga daerah kerja. Selain itu masih ada Tim Promotif Preventif (TPP) dan Tim Gerak Cepat (TGC), serta tenaga kesehatan lainnya.

"Semua tim tadi memiliki beragam profesi kesehatan yaitu, dokter,dokter gigi, dokter spesialis, perawat, apoteker, sanitarian, ahli gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan sebagainya," ucapnya.  


Petugas Kesehatan Lainnya

Umat muslim berdoa ketika mereka mengelilingi Kakbah di Masjid al-Haram menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji di kota suci Makkah, Arab Saudi pada Senin (5/8/2019). Ibadah haji menjadi pertemuan tahunan umat manusia terbesar di dunia. (AP Photo/Amr Nabil)

Petugas kesehatan lainnya, menurut Eka, adalah Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menjadi satu kesatuan dengan kloternya.

"Setiap kloter didampingi oleh 3 orang tenaga kesehatan (1 dokter, 2 perawat). Total terdapat 1.587 tenaga kesehatan untuk melayani 529 kloter. Mereka juga akan memberikan layanan kesehatan, menyampaikan edukasi dan merujuk jemaahnya bila diperlukan," terangnya.

Sementara itu, menurut dr Muhammad Imran, Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, untuk mengakomodasi jemaah yang sakit dan masih dirawat inap saat masa Armuzna, KKHI Makkah telah menyiapkan 10 bus untuk safari wukuf.

"Empat bus untuk pasien dengan posisi berbaring, dengan daya tampung maksimal 8 pasien per bus. Sedangkan enam bus untuk posisi duduk, dengan daya muat 50 pasien.Total kapasitas bus untuk program safari wukuf sebanyak 332 pasien," tutur Imran beberapa waktu lalu saat menerima Amirul Hajj dan rombongan.

Sementara itu, selama lima hari Armuzna, KKHI Makkah tetap siaga memberikan layanan. Begitu juga pelayanan kesehatan di sektor dan kloter terutama bagi yang jemaahnya memutuskan untuk tidak kembali ke tenda melainkan langsung pulang ke hotel dekat area Mina.

"Semua dikolaborasikan dan dikendalikan dengan baik untuk memberikan layanan optimal kepada jemaah haji Indonesia," tandas Imran.

 

(Desti Gusrina) 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya