Liputan6.com, Jakarta Perayaan Idul Adha 1440 H, PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya turut mengawal pasokan listrik untuk kelancaran dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah bagi warga Jakarta dan sekitarnya.
Aset-aset jaringan yang memasok listrik ke lokasi yang dipantau secara khusus dipastikan dalam kondisi yang baik sehingga menjamin keandalan listriknya. Beberapa lokasi yang dipantau secara khusus pasokan listriknya antara lain Masjid Istiqlal dan 387 lokasi masjid lainnya, 14 kantor media, serta 27 rumah sakit di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Ikhsan Asaad, menuturkan bahwa perkiraan beban puncak listrik untuk wilayah Jakarta pada Hari Raya Idul Adha di siang hari yaitu 3.415 MW sedangkan malam hari yaitu 3.724 MW. Beban puncak ini berada di bawah daya mampu pasokan listrik ke Jakarta sehingga diharapkan suplai listrik ke Jakarta aman.
"Pasokan listrik cukup. Semoga umat muslim khususnya di Jakarta bisa beribadah dengan lebih khusyuk," tambah Ikhsan dalam keterangannya, Minggu (11/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, Ikhsan menegaskan, PLN UID Jakarta Raya juga tidak memberlakukan pekerjaan pemeliharaan yang menyebabkan padam pada tanggal 10 – 12 Agustus 2019 dalam rangka perayaan Idul Adha 1440 H kecuali jika ada penanggulangan gangguan dan kondisi khusus lainnya.
Saat ini, PLN UID Jakarta Raya juga menyiagakan 701 personil yang dilengkapi dengan 59 Uninterruptible Power Supply (UPS), 68 Unit Trafo Bergerak (UTB), 5 Unit Kabel Bergerak (UKB), 2 unit HIAB Truck Crane, serta 8 unit Mobil Deteksi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
PLN Harus Tingkatkan Kualitas Keandalan Listrik
Chairman Persatuan Insinyur Profesional Indonesia (PIPI), Raswari mengapresiasi upaya PLN dalam mengatasi gangguan kelistrikan pada Minggu (4/8/2019. Pasalnya, menurut dia tidak mudah untuk melakukan pemulihan pasca pemadaman listrik yang terjadi pada akhir pekan tersebut.
“PLN mampu memulihkan 6 turbin dalam 6 jam itu luar biasa,” ujar Raswari di Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Namun demikian, Raswari memberikan saran perbaikan demi mencegah kondisi serupa terulang di masa depan. Pertama, PLN wajib menginspeksi mendetil seluruh peralatan teknik, terutama yang vital dan sensitif.
Hal ini penting untuk memastikan pemenuhan terhadap standard ISO terkait keandalan kualitasnya, agar tidak terjadi kegagalan saat dioperasikan.
Kedua, peningkatan kualitas manajemen reporting karyawan PLN. Menurut Raswari, kemampuan karyawan dalam melakukan reporting harian, mingguan, bulanan dan progress report sangat vital.
Karena dari laporan tersebut tersebut perusahaan mampu melakukan langkah-langkah antisipasi pencegahan malfungsi operasional maupun menginvestigasi secara cepat saat terjadinya sebuah peristiwa.
“Report ini kelihatan sepele tapi vital. Perusahaan sekaliber PLN, Pertamina, PGN, wajib melatih karyawan dengan kemampuan penulisan reporting berstandar internasional. Hal ini penting untuk menganalisis prosedur pelaporan, apa yang dilaporkan, bagaimana melaporkan, siapa yang melaporkan, siapa yang mengotorisasi sebuah prosedur saat terjadi peristiwa. Jadi bisa diketahui alur peristiwa ketika terjadi kondisi genting,” jelas Raswari.
Advertisement
Pelajaran bagi PLN
Selanjutnya dari kejadian ini PLN bisa memetik banyak pelajaran yang harus diaplikasikan untuk pencegahan kondisi serupa di masa depan. Aspek distribusi daya listrik, misalnya. Dengan peristiwa ini PLN bisa membuat simulasi jika terjadi gangguan di satu pembangkit atau jaringan transmisi.
“Segmentasi distribusinya di-reroute kembali. Dianalisis berbagai fasilitas yang ada mana yang harus dikoneksikan. Jadi jika Jakarta, Bandung, Banten atau daerah lainnya yang berpenduduk besar blackout, bisa diantisipasi segera sumber daya alternatifnya, akan diambil dari mana,” pungkas Raswari.