Film Bumi Manusia dan Perburuan di Surabaya, Ini Pengakuan Adipati Dolken

Gala Premiere Film Bumi Manusia dan Perburuan di Surabaya. Adipati Dolken merasa berat.

oleh Liputan Enam diperbarui 11 Agu 2019, 14:00 WIB
(Adrian Putra/Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta - Adipati Dolken merasa berat saat harus memerankan tokoh Hardo di film 'Perburuan'. Sebab dialog yang ada pada film tersebut benar-benar sama dengan novel karya Pramoedya Ananta Toer.

"Tantangannya itu dialog-dialog berat ya. Kita ngomongin sastra, ideologi-ideologi pak Pram itu ada di dialog film ini semua. Dialognya tuh bisa sampai 13 lembar sesuai dengan apa yang ada di situ (buku). Itu tantangan paling berat," kata Adipati usai gala premier "Bumi Manusia" di Surabaya, Sabtu, 10 Agustus 2019, dilansir Antara.

Sebagai karakter utama dalam film tersebut, Adipati Dolken mengaku banyak hal yang bisa didapat dari Hardo, salah satunya tentang memperjuangkan sesuatu yang diyakini.

"Menurut gue kalau lu punya ideologi yang benar, lu patut perjuangkan dan pasti dalam waktu yang tepat itu akan terjadi," ujar pemain "Teman tapi Menikah" itu.

Adipati Dolken mengakui, 'Perburuan' sangat berbeda dengan film-film yang pernah diperankannya, sebab di film ini dia lebih banyak menggunakan bahasa sastra.

"Semoga film ini bisa diterima di masyarakat. Film ini kita ngomongin sastra dan semoga kita bisa mencintai karya-karyanya," harap Adipati.

Film arahan sutradara Richard Oh ini bercerita tentang enam bulan setelah kegagalan PETA melawan Nippon, Hardo (Adipati Dolken) kembali ke kampung halamannya di Blora.

Kehadirannya segera tercium oleh Nippon dan dia mulai dilacak dan dikejar. Dalam sebuah pengejaran selama satu hari dan malam menjelang proklamasi kemerdekaan, sebuah drama perjuangan terungkap. Film yang juga dibintangi oleh Ayushita itu mulai tayang di bioskop pada 15 Agustus 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Khofifah Apresiasi Penayangan Perdana Film Bumi Manusia di Surabaya

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa usai membuka jambore BUMDes di Boon Pring, Malang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi dan mengharapkan untuk kebangkitan perfilman Indonesia, menyusul gelaran gala premier film "Bumi Manusia" dan "Perburuan" yang dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.

"Terima kasih... ini besar sekali timnya. Saya berharap ini akan menjadi bagian dari penyemangat bangkitnya perfilman Indonesia," ujar Khofifah ditemui di kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, seperti dilansir Antara, Kamis, 8 Agustus 2019.

Khofifah menuturkan, acara gala premier merupakan sebuah bentuk penghormatan terhadap insan film. Kehadiran film juga dirasa berguna untuk membantu mengasah motorik dan sensorik seseorang. Hal ini mengingat film Bumi Manusia dan Perburuan dilakukan di Surabaya, Jawa Timur.

"Ini adalah bagian dari penguatan bagaimana kita memberikan penghormatan apresiasi bahwa ketika kita masuk pada area budaya, sastra dan seni, sering kali kemudian ada hal yang harus kita bangun yaitu motorik dan sensorik," kata Khofifah.

"Kalau motorik dan sensorik enggak saling dipertemukan, saya takut sensitifitas kita kering dan akhirnya tingkat humanisme kita hilang," lanjutnya.

Khofifah merasa bersyukur pernah mengikuti rapat kabinet untuk menetapkan film masuk dalam daftar negatif investasi berguna dalam membangkitkan geliat industri perfilman.

"Saya masih berkesempatan waktu itu ikut rapat kabinet, bagaimana kita mengambil keputusan film itu dimasukkan ke dalam daftar negatif investasi, ketika masuk daftar negatif investasi kemudian dunia perfilman kita itu akhirnya bangkit bergairah," ujar Khofifah .

Khofifah melanjutkan,hal ini penting karena akan membangun seiringan motorik dan sensorik yang dapat mengasah sensitivitas, humanitas. “Akhirnya kita bisa menghargai, menginsiasi semua manusia di bumi,” kata dia.

Gala premier Bumi Manusia dan Perburuan akan bawa 250 orang dari Jakarta dan 3.000 undangan untuk menyaksikan kedua film itu.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya