Liputan6.com, Shanghai - Korban akibat Topan Lekima bertambah menjadi 28 orang tewas dan 20 hilang, ketika menyapu kota-kota pesisir timur China selama akhir pekan ini, menurut laporan sejumlah media lokal per-Minggu 11 Agustus 2019. Kemarin, korban jiwa tercatat masih berjumlah 13 orang.
Selain itu, lebih dari 1 juta orang di Shanghai dan provinsi tetangga Zhejiang telah dievakuasi akibat badai, yang telah merusak lebih dari 3.000 rumah, stasiun televisi pemerintah China Central Television (CCTV) melaporkan, seperti dikutip dari Bloomberg News, Minggu (11/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Namun, Topan Lekima, yang menghantam di Zhejiang pada Sabtu pagi dini hari, telah melemah menjadi badai tropis yang kuat, menurut Pusat Meteorologi Nasional China.
Badan meteorologi telah menurunkan status Topan Lekima menjadi kuning dari semula oranye. Namun, hujan yang dibawa oleh topan tetap berstatus oranye.
China memiliki sistem kode warna empat tingkat untuk cuaca buruk, dengan merah menjadi yang paling serius, diikuti oleh oranye, kuning, dan biru.
Layanan Transportasi Lumpuh Akibat Badai
Lekima memaksa Shanghai untuk menangguhkan layanan di beberapa jalur metro, menurut akun resmi WeChat pemerintah setempat. Beberapa maskapai: Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines adalah di antara mereka yang mengumumkan pembatalan penerbangan.
Sementara itu, layanan kereta api berkecepatan tinggi terpengaruh di beberapa kota, menurut media setempat.
Bandara Shanghai dan Hangzhou memulihkan operasi secara bertahap, menurut data pelacakan penerbangan Ctrip dan pemerintah setempat.
Maskapai penerbangan Taiwan membatalkan sekitar 520 penerbangan internasional dan domestik, menurut otoritas penerbangan setempat.
Unit darurat sedang bekerja untuk memperbaiki jalan, layanan air dan listrik, menurut laporan koran pemerintah berbahasa Inggris, Global Times.
Advertisement
Bersiaga
Sebelumnya, otoritas China, pada Jumat 9 Agustus 2019, telah mengumumkan status siaga menjelang Topan Lekima yang akan menerjang pesisir timur negara itu.
Status siaga dirilis oleh provinsi itu, begitu juga dengan Provinsi Jiangsu dan Shandong yang mengeluarkan imbauan serupa.
Kementerian penanganan bencana Tiongkok mengatakan telah mengerahkan tim tanggap darurat ke provinsi tersebut sebagai bentuk persiapan.
Sementara itu, otoritas di Shanghai, kota metropolitan di China timur, juga telah mengimbau warga di wilayah pesisir untuk bersiap mengungsi. Layanan kapal pesiar wisata dan kereta juga ditunda.
Imbauan mengenai potensi banjir di Sungai Yangtze dan Sungai Kuning juga dikeluarkan otoritas China, dengan jangka waktu hingga Rabu pekan depan. Ini juga merupakan bagian dari antisipasi bencana sampingan yang disebabkan oleh Topan Lekima.
Layanan kereta dari ibu kota China, Beijing ke area delta Yangtze juga ditunda menjelang topan.