Pegawai BI Sumbangkan 2.604 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Jumlah pegawai Bank Indonesia yang menyumbangkan hewan kurban tahun ini mengalami peningkatan

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2019, 11:30 WIB
DGS BI Destry Damayanti Saksikan Kurban di Kompleks Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia pada tahun ini kembali menjalankan tradisinya dengan memberikan sumbangan berupa hewan kurban ke beberapa lokasi di Indonesia pada saat perayaan Iduladha. Hewan kurban ini disumbangkan atas nama beberapa pegawai Bank Indonesia yang tersebar baik di kantor pusat hingga kantor wilayah.

"Tahun ini jumlah kurban dari pegawai Bank Indonesia saja naik hampir 50 persen yang tersebar di beberapa kantor wilayah juga," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Minggu (11/8/2019).

Berdasarkan catatan BI kurban pada tahun ini tercatat sebanyak 2.604 hewan terdiri dari seluruh pegawai yang terdiri dari seluruh kantor wilayah BI. Dari jumlah tersebut terdiri atas 544 sapi, 1.718 kambing, 337 domba dan 5 kerbau.

Ini menjadi pertama kalinya Destri berkurban atas nama pegawai Bank Indonesia pasca diangkat sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia beberapa hari lalu.

"Jujur ini baru pertama kali ini saya melihat hewan di potong ya. Terus kalau udah gitu nangis lagi. Saya biasa melihat dia udah habis udah selesai," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Terharu

Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Destry mengaku sangat terharu ketika menyaksikan prosesi hewan kurban disembelih. Sebab, bagi Destry makna Idul Adha sendiri merupakan rasa syukur dan Ikhlas yang harus dirasakan oleh setiap manusia.

Sebab kata dia, sebagai umat manusia perlu mensyukuri atas apa yang diberikan kepada Allah selama ini. Kemudian juga perlu ikhlas dalam memberikan sesuatu hal termasuk juga dengan berkurban.

"Jadi buat saya dua hal itu, syukur dan iklas benar-benar seyogyanya mewarnai ibadah kita. Kalau hewan saja bisa berkurban dan dengan ikhlas dia mau pasrah gitu kenapa kita tidak sebagai manusia itu juga perlu menumbuhkan rasa syukur dan keikhlasan untuk membantu sesama itu saja yang membuat saya terharu," pungkas Destry.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


BI Sebut Realisasi Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Ekspektasi

Gubernur BI Perry Warjiyo memberi paparan saat mengisi seminar di pertemuan IMF-WB 2018, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). Seminar bertema "Per Jacobsson Panel: Is There a New Orthodoxy for Monetary Policy?". (Liputan6/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) menyebut realisasi Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 tidak sesuai dengan perkiraan. Hal tersebut kemudian berdampak pada kenaikan defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2019.

"Beberapa RDG terakhir kami sampaikan PDB di triwulan II itu relatif sama dengan triwulan I, tapi realisasinya kan lebih rendah," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di kompleks BI, Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Menurut dia, neraca pembayaran yang anjlok kuartal ini seiring dengan pelebaran defisit transaksi berjalan sebesar USD 8,44 miliar. Rasio CAD terhadap PDB pun meningkat menjadi 3 persen.

"Kemudian kalau dihitung rasio terhadap PDB memang sedikit lebih tinggi menjadi 3 persen (dari) PDB. Bukan karena defisit lebih tinggi tapi karena PDB-nya lebih rendah yang kita pikirkan," ungkapnya.

Perry memaparkan PDB kuartal II memang lebih rendah dari yang diperkirakan yakni 5,05 persen (year on year). "Realisasi di triwulan II kan PDB-nya 5,05 persen sedikit lebih rendah dari yang kita pikirkan. CAD per PDB lebih tinggi ya, semula kita perkirakan kurang lebih 2,9 persen sekarang menjadi 3 persen," urai dia.

Meskipun demikian, Bank Indonesia memprediksi neraca pembayaran di kuartal berikutnya akan membaik. Hingga akhir tahun 2019 CAD diperkirakan akan berada pada kisaran 2,5 persen sampai 3 persen dari PDB.

"Kami juga optimistis surplus neraca modal masih akan bisa biayai defisit transaksi berjalan. Terbukti cadangan devisa bulan terakhir meningkat, surplus neraca modal dari defisit neraca berjalan. Kami optimis bisa jaga stabilitas eksternal," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya