Liputan6.com, Sheffield - Seorang pria di Inggris mengaku "beruntung masih hidup" usai terbakar akibat vape miliknya meledak saat ia mengemudi.
Ledakan itu membakar tubuhnya dan mobil yang dikendarainya. Ia juga mengalami luka bakar serius tingkat 3, demikian seperti dikutip dari Fox News, Minggu (11/8/2019).
Will Hawksworth (24), seorang pemain golf profesional yang namanya terdaftar di PGA, mengatakan bahwa ia sedang mengemudi ketika baterai pada mesin vape-nya meledak. Ledakan kemudian membakar pakaian yang dikenakan pemuda itu.
Padahal, Hawksworth mengklaim bahwa baterai vape masih baru.
Baca Juga
Advertisement
Hawksworth, yang mulai merokok pada usia 15 dan beralih ke vape pada umur 19, mengatakan kepada media lokal Sheffield, SWNS, bahwa ia dan pacarnya, Molly Biney (25), sedang dalam perjalanan pulang dari toko kelontong ketika percikan api mulai muncul dari saku jaket tempat ia mengantungi vape.
"Saya mendengar suara yang terdengar seperti kembang api dan kemudian jaket saya terbakar," ungkap Hawksworth.
"Baterai meledak ketika saya menepi. Pada saat saya berhenti, saya dilalap api," kenangnya soal peristiwa yang terjadi pada 21 Januari 2019 tersebut.
"Api membakar pakaian saya dan saya terjatuh di sisi kursi mobil. Saya keluar dan membuka pakaian saya dan berbaring di salju. Itu adalah penderitaan."
"Mobil kemudian terbakar. Benar-benar terbakar."
Sambil menunggu petugas darurat, pasangan itu menyaksikan mobil Audi A5 mereka dilalap si jago merah.
Hawksworth kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Utara di Sheffield, Inggris, untuk mengobati serangkaian luka bakar di badannya.
Pegolf berusia 24 tahun itu mengatakan kepada SWNS bahwa ia menderita luka bakar tingkat dua dan tingkat tiga di dada dan perutnya akibat ledakan vape.
Simak juga video Journal Liputan6.com tentang rokok elektrik berikut:
Simak video pilihan berikut:
Saya Beruntung Masih Hidup
Will Hawksworth mengatakan kepada dokter bahwa dia tidak menginginkan cangkok kulit, meski kulit di tubuhnya sekarang menjadi mudah iritasi dan memerah sebagai dampak luka bakarnya.
Tapi dia bersyukur bahwa hanya itu yang menjadi perhatian terbesarnya.
"Penampilan (kulit tubuh) saya memang mengganggu, terutama ketika saya sedang liburan. Kulit saya menjadi sangat merah ketika panas. Saya benar-benar tidak bisa mengeksposnya ke matahari," katanya.
"Sangat mengerikan untuk hidup (dengan kondisi itu) sekarang. (Tetapi), itu bisa berakhir jauh lebih buruk. Saya merasa beruntung masih hidup," jelas sang pegolf itu.
Kapok
Hawksworth mengatakan kepada SWNS bahwa ia berusaha mengklaim kompensasi dari Efest --perusahaan yang ia klaim membuat baterai pada mesin vape-nya-- setelah insiden itu.
"Rasanya seperti dibakar hidup-hidup. Itu adalah hal paling menyakitkan yang bisa Anda bayangkan. Pakaian saya terbakar, dada saya dan kulit saya benar-benar terbakar," katanya.
Usai kejadian itu, Will Hawksworth mengaku kapok menggunakan vape lagi.
"Saya takut. Saya pikir ini dia dan saya bisa kehilangan hidup saya. Saya tidak akan pernah mendekati vape lagi. Mereka mematikan."
Advertisement
FDA: 127 Orang Kejang Akibat E-Cig
Secara terpisah, Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) pada pekan ini mengumumkan sedang menyelidiki 127 laporan orang kejang setelah penggunaan rokok elektrik (e-cig).
"Secara total, termasuk yang diposting pada bulan April, FDA telah menerima 127 laporan kejang atau gejala neurologis lainnya yang terjadi antara 2010 dan 2019," kata badan federal itu dalam sebuah pernyataan, merujuk pada 35 kasus sebelumnya yang pertama kali diumumkan sedang diselidiki per April.
"Laporan tambahan tentang peristiwa yang terjadi selama 10 tahun terakhir ini tidak selalu mengindikasikan peningkatan frekuensi atau prevalensi insiden tersebut. Selain itu, beberapa pengguna melaporkan gejala neurologis serius lainnya seperti pingsan atau tremor, yang mungkin atau mungkin tidak berhubungan dengan kejang," catat FDA seperti dikutip dari Fox News.
FDA belum secara resmi membentuk hubungan antara penggunaan e-cig dan "peristiwa neurologis" seperti kejang.
E-cig mengandung konsentrasi nikotin yang sangat tinggi dan diketahui berbahaya, terutama bagi anak kecil.
Menurut National Capital Poison Center, bahkan "rasa kecil" dari nikotin cair yang ditemukan dalam perangkat dapat menyebabkan keracunan nikotin pada anak. Gejala keracunan nikotin termasuk mual, muntah, pusing, tremor, detak jantung yang lebih cepat dan berkeringat. Dalam kasus yang parah, keracunan nikotin dapat menyebabkan kejang dan bahkan kematian, menurut pusat tersebut.
Pakar kesehatan AS, Dr. Marc Siegel, menambahkan bahwa meskipun FDA belum membangun hubungan yang konklusif antara e-cig dan kejang, hal itu dimungkinkan, terutama dengan merek yang mengandung kadar nikotin yang lebih kuat.
"Nikotin telah dikaitkan dengan kejang," kata Siegel. "Jadi, jika kamu mengarahkannya ke otakmu lebih cepat, atau lebih banyak lagi, bisakah itu menyebabkan kejang? Kurasa itu mungkin," jelasnya dalam program Fox News: America's Newsroom.