Ereksi Tak Berhenti Usai Suntik Obat Kejantanan, Mr P Pria Ini Harus Diamputasi

Pria Inggris mengalami ereksi dua minggu setelah suntik obat kejantanan, yang berujung Mr P harus diamputasi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Agu 2019, 21:00 WIB
Ereksi dua minggu yang berujung Mr P harus diamputasi. (iStockphoto)

Liputan6.com, Inggris Ereksi selama dua minggu mendera pria asal Inggris setelah ia menyuntikkan obat kejantanan pada penis. Danny Polaris, yang tinggal di Swansea kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Ia menyuntikkan sejenis obat kejantanan selama berhubungan seks pada malam hari.

Akibat ereksi yang tak kunjung hilang, amputasi penis menjadi salah satu solusi yang ditawarkan dokter. Efek ereksi terus-menerus terjadi keesokan harinya pada 27 Juli 2019. Meski sedang kesakitan, Polaris mencoba mengkompres sekitar penis yang ereksi menggunakan air anggur dingin. Cara ini tidak berhasil.

Para dokter akhirnya berupaya memasukkan sejenis paku 17,7 cm ke dalam uretra tanpa anestesi dan mencoba menarik darah dengan jarum. Tetapi tidak ada metode yang berhasil.

Polaris menggambarkan rasa sakit dari pengalaman tersebut dengan dengan angka sepuluh dari skala rasa sakit satu hingga sepuluh.

"Itu adalah pengalaman terburuk dalam hidupku. Beberapa hari aku bangun dan hanya menangis tentang betapa bodohnya aku, tentang apa yang telah hilang, tentang apa yang akan terjadi padaku. Seks sangat penting bagiku. Apalagi aku seorang penulis seks. Aku menulis erotika dan mengedit segala hal soal erotika," tutur Polaris,  yang berprofesi penyanyi jazz, dikutip dari Mail Online, Minggu (11/8/2019).

Dokter mendiagnosis Polaris mengalami priapisme--ereksi jangka panjang yang tidak akan hilang. Atas kondisinya, ia khawatir tidak akan pernah berhubungan seks lagi. Ia juga cemas alat kelamin yang diamputasi akan berdampak pada jalinan hubungan dengan pasangannya.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Pembekuan Darah Mengancam Jiwa

Pembekuan darah karena ereksi terus mengancam jiwa. (iStockphoto)

Polaris didiagnosis menderita priapisme. Ini dapat menyebabkan pembekuan darah yang mengancam jiwa dan rasa sakitnya sudah sangat parah hingga membuat ia pingsan.

Priapisme adalah ereksi menyakitkan jangka panjang yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penis jika tidak ditangani dengan cepat, menurut National Health Service (NHS) Inggris. Ereksi tak terkendali mungkin akan membaik dengan sendirinya dalam waktu dua jam.

Tetapi jika itu berlangsung lebih lama, Anda harus mencari perawatan segera. Ereksi yang berlangsung selama lebih dari dua jam perlu dirawat di rumah sakit sesegera mungkin untuk membantu menghindari kerusakan permanen pada penis.

Untuk mengurangi ereksi, NHS menekankan, pria bisa mencoba kencing, mandi air hangat atau mandi air dingin, minum banyak air, pergi berjalan-jalan, berolahraga atau minum parasetamol. Pria seharusnya tidak mengkompres es atau air dingin ke penis. Ini karena itu dapat memperburuk keadaan.


Hindari Berhubungan Seks

Hindari berhubungan seks saat ereksi tak berhenti. (iStock)

NHS mencatat, pasangan seharusnya tidak melakukan hubungan seks atau masturbasi karena cara itu tidak akan membuat ereksi hilang. Konsumsi minuman keras atau merokok juga akan memperburuk keadaan.

Penyebab priapism yang paling umum dari efek obat-obatan pengencer darah, beberapa antidepresan, obat-obatan rekreasional, dan kelainan darah. Sayangnya, obat kejantanan yang disuntikkan Polaris ke penisnya tidak diketahui secara jelas kebenaran dan bukti manfaatnya, dilansir dari Mirror.

Tak ayal, obat suntik kejantanan nan misterius mungkin bereaksi dengan obat HIV dan Viagra yang juga diminumnya. Ereksi yang tak hilang pun dialaminya. Kini, Polaris bersiap operasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya