Meski Hari Libur, Pengunjung Ragunan Turun

Pengelola Taman Margasatwa Ragunan mengaku jumlah pengunjung mengalami penurunan

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2019, 16:30 WIB
Warga bersiap memasuki lajur pintu masuk kawasan Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, Minggu (30/12). Libur panjang jelang pergantian tahun dimanfaatkan warga untuk berlibur di kawasan Kebun Binatang Ragunan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Pengelola Taman Margasatwa Ragunan mengakui ada penurunan jumlah kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Iduladha 1440 Hijriah kali ini. Hingga pukul 13.00 WIB jumlah kunjungan tercatat hanya sekitar 16.539 orang saja.

Kepala Satuan Pelaksana Promosi dan Pengembangan Masyarakat Ragunan, Ketut Widarsana mengatakan, apabila dibandingkan jumlah kunjungan Iduladha tahun lalu hanya mencapai setengahnya saja. Di mana jumlah kunjungan pada tahun lalu tercatat sebanyak sekitar 27.000 orang.

"Iya kalau menurut saya sih keliatannya emang kalau Iduladha tidak terlalu ramai yak. Kalau diliat dari data tahun lalu sekitar 27 ribu untuk pengunjung kalau dibandingkan degan Iduladha tahun ini keliatannya lebih sedikit ya," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Minggu (11/8/2019).

Ketut mengatakan penurunan ini pun juga bisa dilihat apabila dibandingkan hari Minggu biasanya. Pada Minggu biasa, jumlah kunjungan wisata, kata dia bisa mencapai sekitar 40.000 pengunjung lebih. Sebagaimana diketahui, momentum hari Raya Iduladha kali ini bertepatan dengan hari Minggu.

"Salah satu pengaruhnya karena banyak yang kurban (mungkin) terus juga pada solat Ied kita juga baru buka jam 10 gitu kan," jelas dia.

Ketut menambahkan, untuk harga tiket sendiri masih normal tidak ada perubahan saat libur Iduladha. Harga tiket Ragunan untuk dewasa dipatok Rp 4000 ribu dan anak-anak Rp 3.000 ribu. Kendaraan mulai dari bus besar Rp15.000, bus sedang Rp 12.500, mobil Rp 6.000, motor Rp 3.000 dan sepeda Rp 1.000.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video terkait di bawah ini:


Asal Nama Ragunan yang Kini Jadi Lokasi Wisata Kebun Binatang Murah

Pengunjung berswafoto dengan latar belakang gajah saat mengisi libur Lebaran di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, Sabtu (16/6). Kebun Binatang Ragunan masih menjadi tempat favorit warga Jakarta untuk menghabiskan libur Lebaran. (Liputan6.com/JohanTallo)

Kawasan Ragunan menjadi salah satu nama wilayah yang cukup dikenal. Pasalnya, di sini, berdiri kebun binatang yang ketenaran sudah tidak diragukan lagi, yaitu Taman Margasatwa Ragunan.

Terkait berdirinya Kebun Binatang Ragunan, seseorang bernama Denty Piawai Nastitie menuliskan laporan terkait berdirinya kebun binatang yang terkenal dengan biaya murahnya ini.

Denty menulis bahwa Kebun Binatang ini pertama kali didirikan pada 19 September 1864 oleh seorang pelukis ternama Raden Saleh di Cikini Raya Nomor 73 Menteng, Jakarta Pusat di atas lahan seluas 10 hektare miliknya.

Ide pendirian itu diperoleh Raden Saleh sewaktu menempuh pendidikan di London, Inggris. Kebun binatang ini menjadi lahan penelitian, sekaligus inspirasi baginya dalam melukis.

Seiring perkembangan kota Jakarta, Cikini tak cocok lagi menjadi kebun binatang. Karena itu disiapkan lahan seluas 30 hektare di Ragunan, Jakarta Selatan.

Pada 1964, Pemprov DKI Jakarta memindahkan koleksi Kebun Binatang Cikini ke Ragunan. Pada 22 Desember 1966, Kebun Binatang Ragunan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dengan nama Taman Margasatwa Ragunan.

 


Lalu, dari mana asal nama Ragunan?

Warga memadati lajur pintu masuk kawasan Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, Minggu (30/12). Libur panjang jelang pergantian tahun dimanfaatkan warga untuk berlibur di kawasan Kebun Binatang Ragunan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Nama Ragunan berasal dari Pangeran Wiraguna, yaitu gelar yang disandang tuan tanah pertama di kawasan itu, Hendrik Lucaasz Cardeel, yang diperolehnya dari Sultan Banten Abunasar Abdul Qahar atau yang dikenal dengan Sultan Haji.

Atas jasanya kepada Sultan Haji, Cardeel pun diangkat menjadi Pangeran Wiraguna dan berhak atas sejumlah hektare tanah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya