Liputan6.com, Jakarta - Huawei akan berinvetasi USD 800 juta (sekitar Rp 11,5 triliun) untuk membangun pabrik baru di Brasil. Pabrik tersebut akan berlokasi di Sao Paulo.
Dalam sebuah kunjungan ke Shanghai untuk menemui petinggi Huawei, Gubernur Sao Paulo, Joao Doria, mengatakan bahwa pabrik ini diharapkan akan memenuhi permintaan lelang jaringan 5G pada Maret 2020 mendatang.
Pabrik ini nantinya akan memproduksi sejumlah BTS, yang berperan sentral bagi jaringan komunikasi nirkabel.
Baca Juga
Advertisement
Di antara para perusahaan pemasok BTS, Huawei merupakan salah satu pemasok BTS terbesar di dunia, bersama dengan Ericsson dan Nokia.
Mengutip Reuters, Senin (12/8/2019), pabrik ini juga mungkin akan memproduksi smartphone dengan "melihat situasi pasar setempat".
Adapun operasi Huawei di Brasil sudah berlangsung selama sekitar dua puluh satu tahun dan satu pabrik telah beroperasi untuk memproduksi peralatan bagi infrastruktur telekomunikasi. Pabrik itu mempekerjakan sekitar dua ribu karyawan.
Sistem Operasi Sendiri
Diwartakan sebelumnya, Huawei mengumumkan sebuah sistem operasi (OS) bernama Harmony di konferensi pengembang tahunannya di Tiongkok.
Menurut CEO Huawei, Richard Yu, Harmony merupakan OS untuk semua skenario, termasuk smartphone dan tablet.
Dilansir dari Phone Arena, Jumat (9/8/2019), Harmony juga dapat digunakan untuk berbagai jenis perangkat lain, termasuk smart speaker, mobil, komputer, smartwatch, dan wireless earbuds.
Untuk membuat OS ini dapat bekerja, Huawei memastikan platform tersebut dapat bekerja dengan berbagai ukuran RAM, mulai dari kilobyte hingga ratusan gigabyte.
Harmony OS juga akan mendukung berbagai aplikasi khusus. Selain itu, aplikasi Android, HTML 5, Linux, juga dapat berjalan di OS tersebut. Namun, belum diketahui apakah platform tersebut dapat mengakses berbagai layanan Google.
(Why/Isk)
Advertisement