Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan merobak jabatan struktural di instansinya, salah satu yang mengalami adalah wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Jonan mengatakan, posisi Wakil Kepala SKK Migas yang sebelumnya diisi oleh Sukandar digantikan oleh Fatar Yani yang sebelumnya menjabat sebagai deputi operasi SKK Migas. Sukandar digantikan karena sudah habis Masa baktinya.
Baca Juga
Advertisement
"Pak Sukandar persis usianya 66 tahun jadi harus pensiun," kata Jonan, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Jonan menginginkan, dengan dilantiknya Fatar Yani dapat mendorong perbaikan pada pengembangan Sumber Daya Manusia lokal di dekat wilayah operasi migas oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS). Selain itu, juga dapat mempercepat pengembangan Blok Masela.
"Jadi saya minta SKK mendorong KKKS untuk lakukan pengembangan manusia. Terutama pengembangan besar seperti Blok Masela wajib kembangkan SDM terutama bagi pegawai atau masyarakat yg tinggal di lokasi pengembangan. Sesuai kebutuhan dan kemampuan masing- masing," tuturnya.
Jonan berharap, 11 pejabat struktural terdiri dari 1 satu orang pejabat promosi setara Eselon II di SKK Migas dan satu orang pejabat Administrator Eselon III serta sembilan orang Pejabat Pengawas Eselon IV, dapat memperbaiki kinerja instansi.
"Mudah-mudahan pelantikan bisa bawa perbaikan kinerja terakhir. Pelantikan terakhir dari jalur senioritas. Nantinya kembali lg dr jalur murni assessment," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
SKK Migas Minta Perusahaan Migas Bangun Fasilitas Vokasi
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menginginkan perusahaan pencari migas atau Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS), meniru BP dalam menyediakan fasilitas pendidikan vokasi.
Hal tersebut diutarakan Dwi saat mengunjungi Petrotekno, fasilitas pendidikan vokasi yang didirikan BP sebagai operator Blok Tangguh, di Ciloto, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019).
Dwi mengatakan, sumber daya manusia (SDM) merupakan modal untuk menarik investasi, khususnya pada sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Dengan adanya fasilitas pendidikan vokasi yang dilakukan BP akan menciptakan generasi yang memiliki keterampilan.
"Dengan SDM seperti ini, tidak takut Investasi di manapun," kata Dwi.
Dwi melanjutkan, upaya BP dalam meningkatkan keterampilan masyarakat sekitar proyeknya merupakan upaya untuk meningkatkan keekonomian sebuah proyek. Dia pun ingin perusahaan pencari migas atau KKKS mengikuti jejak BP dengan mendirikan sekolah vokasi.
"Dari sisi SDM apa yang dilakukan ditempat ini merupakan contoh untuk menghitung keekonomian. Mungkin daerah lain bisa mengikuti program. Ini seperti Masela di Maluku," tuturnya.
Dwi mengaku kagum dengan fasilitas pendidikan vokasi yang menanmkan pengetahuan dan keterampilan ke putra-putri sekitar proyek Tangguh, Papua tersebut. Sebab materi yang disampaikan sangat baik.
"Saya sangat terkesan sekali semangat peserta program ini, saya sangat terkesan sudah mahir bahasa inggirs. Saya Kira ini bahasa harus dipelajari agar kita bisa berkomunikasi dengan baik supaya tidak ada miss dalam bekerja," ungkap Dwi.
Petrotekno merupakan wujud dari komitmen BP dalam menyerap tenaga kerja lokal, untuk bekerja di Blok Minyak dan Gas (Migas) Tangguh, Papua yang dioperatorinya. Dengan menyelenggarakan program pendidikan vokasi.
Advertisement
Tenaga Kerja Lokal
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengatakan, dalam Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) yang telah disepakati, 85 persen tenaga kerja yang menggarap proyek hulu migas Tangguh berasal dari wilayah sekitar proyek pada 2029. Sedangkan saat ini, 54 persen tenaga lokal telah bekerja di proyek tersebut.
Untuk menjalankan komitmen tersebut, BP membuat program pendidikan fokasi, fasilitas pendidikan yang dinamai Petrotekno tersebut, pesertanya merupakan putra-putri daerah di Sekitar Blok Migas Tangguh.
"Para siswa berasal dari kampung sekitar operasi Tangguh, seperti Butuni, Fakfak, Sorong dan Jaya Pura. Ini pemenuhan komitmen amdal tercantum komitmen 2029 tangguh dioperasikan 85 persen ya dari Papua Dan Papua barat," tutur Suryo.
Suryo melanjutkan, fasilitas Petrotekno menghasilkan pekerja asal Papua dengan keterampilan sebagai operator dan teknisi proyek hulu migas, sebab lulusan fasilitas Petrotekno akan mendapat sertifikat internasional. Selain itu juga menjadi duta diwilayah asal yang bekerja pada proyek hulu migas.
"Ini inisatif BP dalam mengembangkan kapabiltas tenaga lokal yang handal, tidak hanya jadi karyawan BP juga jadi ambassador buat Tangguh dengan masyarakat Sekitar, sehingga akan lebih mudah menjelaskannya ke masyarakat sekitar," tuturnya.
Program pendidikan fokasi yang dimulai sejak 2015 mekan waktu 3 tahun, saat ini sudah ada tiga angkatan, untuk angkatan pertama telah menghasilkan 34 orang lulusan, 32 di antaranya bekerja di proyek tangguh.
"Kita harapkan mereka terserap, menjadi tenaga kerja mengoperasikan Tangguh," tandasnya.