Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) menyelenggarakan webinar bertajuk #MakinCakapDigital pada Selasa (19/7/2022).
Kegiatan yang mengusung tema 'Cara Bikin Konten Belajar yang Menarik' tersebut dilakukan secara online atau daring dengan diikuti oleh 116 peserta.
Para peserta tidak hanya dari kaum muda milenial saja, tetapi juga siswa-siswi dari beberapa sekolah di Papua-Maluku yang mengadakan kegiatan nonton bareng di kelas untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Acara webinar berlangsung kurang lebih 120 menit dengan dihadiri oleh Jhonny Chandra sebagai moderator, serta narasumber yaitu Kaprodi TI Chris Jatender, CEO Salmaka Raharja Ilham Faris, lalu Pekerja Seni dan Wirausaha Fandy Ahmad.
Menurut CEO Salmaka Raharja Ilham Faris, dari sudut pandang digital, tidak masalah membuat konten yang berbeda dari yang lain di sosial media (sosmed). Karena itu merupakan hak setiap orang.
"Sedikit lebih beda, lebih baik daripada sedikit lebih baik. Beragam tantangan dalam budaya digital dan ragam hak kita," ucap Ilham Faris dalam paparannya melalui keterangan tertulis, Selasa (19/7/2022).
Dia kemudian memaparkan sebagai pengguna media digital.
Tidak hanya sampai disitu, dari segi Pekerja Seni dan Wirausaha Fandy Ahmad juga memaparkan tentang prinsip-prinsip yang tidak boleh luput dari kita dalam berkarya di media digital dan tips untuk membuat konten belajar yang menarik.
Banyak peserta yang penasaran akan cara untuk bisa menghasilkan sesuatu di sosial media dan pertanyaan itu dijawab Fandy.
"Konsistensi yang utama agar bisa menghasilkan sesuatu di sosial media. Dalam pencarian ide konten, mungkin kita tidak perlu pusing akan ide yang sangat brilian. Kita bisa ikuti trik ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)," tegas Fandy.
Diharap Anak Muda Cakap Digital
Kominfo berharap dengan adanya pelatihan tersebut anak-anak muda Indonesia semakin cakap digital.
Sehingga, konten-konten yang dihasilkan lebih taat peraturan dan sesuai dengan norma yang berlaku. Sesuai dengan materi yang diberikan oleh para narasumber dari sudut pandang Etika, Keamanan, dan Budaya di media digital.
Sebab saat ini, tidak sedikit konten-konten yang dibuat menyalahi aturan, tidak adanya batas privasi, melanggar hak cipta dan karya intelektual, serta menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat.
Antusias para peserta sangat tinggi. Terlihat dari banyaknya hal yang memancing jiwa penasaran para peserta dan diutarakan dalam sesi tanya jawab.
Advertisement