Liputan6.com, Jakarta Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) lebih intensi melakukan pengeboran relief well atau sumur YYA-1 RW, untuk menghentikan segera gelembung gas yang terjadi di sekitar sumur YYA-1.
VP Relation PHE ONWJ, Ifki Sukarya mengatakan, dari pengeboran telah dilakukan sejak 1 Agustus 2019 hingga saat ini, pengeboran telah mencapai kedalaman 1.464 meter atau lebih dari 4.000 feet dari target 2.765 meter atau sekitar 9.000 feet.
“Pengeboran relief well alias sumur baru (YYA-1RW) untuk menginjeksikan fluida berupa lumpur berat agar sumur YYA-1 bisa ditutup permanen,” kata Ifki, di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
PHE ONWJ telah mempercepat dimulainya pengeboran Relief Well YYA-1RW sebagai upaya menghentikan gelembung gas, setelah selama satu minggu melakukan survei untuk menentukan titik sumur dan penempatan rig.
Rig ini berdiri sekitar 1 kilometer dari anjungan YY, tempat sumur YYA-1 berada. Pengeboran sumur telah dimulai jam 14.00 WIB pada Kamis (1/8/2019), atau 2 hari lebih cepat dari jadwal semula.
Sebelumnya diinformasikan, Rig Jack Up Soehanah sudah berada di sekitar lokasi relief well YYA-1RW pada tanggal 27 Juli 2019. Kegiatan mobilisasi rig ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya survey geohazard dan geotechnical, sehingga tidak ada waktu tunggu.
Begitu juga dengan proses pre load bisa langsung dilakukan begitu Marine Survey Waranty diperoleh. Sementara itu beberapa pekerjaan persiapan bisa dilakukan secara simultan, sehingga dapat mempercepat waktu tajak dua hari dari rencana awal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gandeng Perusahaan AS
Untuk melakukan pengerjaan tersebut, PHE ONWJ menggandeng Boots & Coots, perusahaan berpengalaman di bidang pengendali sumur yang telah terbukti sukses menangani hal yang sama antara lain peristiwa di Teluk Meksiko.
"Kendati permasalahan yang saat ini terjadi di PHE ONWJ dalam skala yang jauh lebih kecil, namun untuk memastikan penanganan optimal, kami menggandeng perusahaan lain yang berpengalaman untuk membantu dan melakukan kajian bersama terkait penanganan situasi seperti ini," tandasnya.
Advertisement
Atasi Tumpahan Minyak di Karawang, Pertamina Terjunkan 1.500 Personil
PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Hulu Energi Offshore North Java (PHE-ONWJ) terus memperkuat personil dan peralatan guna membersihkan tumpahan minyak (oil spill) di Pantai Karawang. Saat ini, lebih dari 1.500 lebih personil beserta peralatannya diterjunkan untuk mengatasi tumpahan minyak tersebut.
Selain itu Pertamina juga mendapat dukungan dari warga sekitar area terdampak, turut terlibat sebanyak 87 personil TNI yang bekerjasama menangani tumpahan minyak di sepanjang pantai terdampak di wilayah Karawang. Sejumlah perlengkapan dan peralatan penghadang tumpahan minyak dipasang di pesisir dan muara sungai untuk mencegah meluasnya tumpahan minyak di perairan dan aliran sungai.
VP Relation Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya menjelaskan, warga yang terlibat dalam aksi pembersihan tumpahan minyak ini adalah tenaga pendukung yang melakukan aksi permbersihan atas dasar keinginan sendiri.
Tenaga pendukung tersebut merupakan warga setempat yang sehari-harinya hidup dan tinggal di kawasan itu. Mereka dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan pembersihan tumpahan minyak.
"Nelayan yang umumnya sedang tidak melaut sangat antusias membantu penanganan di pantai. Kami menyambut niat baik mereka dan menyiapkan perlengkapan yang sesuai standar HSSE. Mereka juga dicek kesehatannya oleh tim medis yang kita siapkan," ungkap Ifki, Jumat (9/8/2019).
Selain warga, lanjut Ifki, anggota TNI yang terlibat aktif membersihkan oil spill juga terbagi dalam beberapa regu yang berkoordinasi dengan tim Pertamina dan tenaga pendukung lainnya. Meski menggunakan seragam TNI, anggota TNI yang turun lapangan juga harus mengenakan perlengkapan keamanan dan keselamatan pembersihan tumpahan minyak.
Menurutnya, untuk memaksimalkan upaya penghentian penyebaran tumpahan minyak yang terlepas dari penghadangan di laut, PHE ONWJ telah memasang ratusan meter fishnet di pantai terdampak dan 2.700 meter oil bom yang tersebar di muara sungai.