Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan IHSG diprediksi masih akan lesu dengan diperdagangkan pada kisaran 6.163 - 6.325.
Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus mengatakan, masih minim sentimen dari dalam negeri yang mampu mendorong penguatan indeks lebih lanjut.
"IHSG berpotensi untuk kembali tertekan pada kisaran support dan resistance di 6.163 - 6.325," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa (13/8/2019).
Di sisi lain, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper menilai ketidakpastian perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok masih menjadi sentimen eksternal yang membayangi laju indeks.
Baca Juga
Advertisement
"Tekanan global juga diperkirakan masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG dan juga membayangi investor," kata dia.
Sementara itu, pihaknya memproyeksi IHSG cenderung akan melemah dalam rentang 6.228-6.292.
Untuk hari ini, saham BUMN masih menjadi rekomendasi dari Artha Sekuritas. Itu seperti saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), kemudian diikuti saham PT Indosat Tbk (ISAT).
Sedangkan dari Kiwoom Sekuritas menganjurkan investor untuk mengoleksi saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), hingga saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perdagangan Kemarin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan awal pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.249.
Pada penutupan perdagangan saham Senin(12/8/2019), IHSG melemah 31,53 poin atau 0,5 persen ke level 6.250,59. Indeks saham LQ45 juga turun 0,56 persen ke posisi 985,45.
Sebanyak 251 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 152 saham menguat dan 147 saham diam di tempat.
BACA JUGA
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 412.203 kali dengan volume perdagangan 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7 triliun.
Investor asing jual saham Rp 303,97 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.249.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya dua sektor yang menguat, yaitu sektor infrastruktur yang naik 0,5 persen dan sektor barang konsumsi naik 0,04 persen.
Sementara sebanyak delapan sektor melemah, dipimpin oleh sektor pertambangan yang anjlok 1,24 persen, sektor keuangan turun 0,99 persen dan sektor perdagangan turun 0,91 persen.
Saham-saham yang melemah sehingga membawa IHSG ke zona merah antara lain SMMA turun 20 persen ke Rp 8.000 per saham, YULE anjlok 15,73 persen ke Rp 150 per saham dan BMSR turun 13 persen ke Rp 87 per saham.
Sementara saham-saham yang menguat antara lain CANI yang naik 34,97 persen ke Rp 220 per saham, KIAS naik 28,56 ke Rp 103 per saham dan PAMG naik 24,56 ke Rp 426 per saham.
Advertisement