Liputan6.com, Surabaya - Caleg DPRD Surabaya petahana dari Partai Golkar Agung Prasodjo menilai, ada kesalahan penghitungan surat suara ulang karena human error. Namun, ia mengharapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat lebih teliti ke depan.
Mahkamah Konstitusi mengambil sebagian permohonan yang dilayangkan oleh Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Agung Prasodjo. Oleh karena itu dilakukan Penghitungan Surat Suara Ulang (PSSU) di tiga tempat pemungutan suara (TPS) di Surabaya.
Diketahui tiga TPS yang PSSU meliputi TPS 50 Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal serta TPS 30 dan 31 Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya.
"Saya katakan ini human error mungkin karena ngantuk. Saya berharap KPU ke depan lebih profesional, lebih teliti karena ini akan berdampak pada nasib orang," ujar dia seperti dilansir Antara, 12 Agustus 2019.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengapresiasi atas perolehan suaranya meningkat pada pelaksanaan Penghitungan Surat Suara Ulang (PSSU) untuk tiga tempat pemungutan suara (TPS) yang digelar di kantor KPU Surabaya, Senin.
"Ya alhamdulillah dari hasil perhitungan ulang, ada penambahan suara ke saya sebanyak 69 suara yang balik. Sehingga saya dinyatakan unggul dari rekan saya Aan yang kemarin ketambahan 47, jadi total suara saya unggul 38 suara dari dia," ujar Agung kepada wartawan saat menghadiri PSSU di kantor KPU Surabaya.
Ia menuturkan, dirinya bukan menuntut atas perkara ini, melainkan ada kesalahan perhitungan yang masuk dalam sistem oleh teman-teman KPU Surabaya. Oleh karena itu, Agung menuturkan, MK memerintahkan agar perhitungan ulang dilakukan di tiga TPS itu.
"Sekali lagi saya tegaskan, ini bukan kecurangan, namun karena ada faktor human error di KPU, yang berakibat dapat merugikan pihak lain," ujar dia.
Ketua KPU Surabaya, Nur Syamsi mengatakan dengan PSSU kali ini, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah kesalahan tersebut ada di tingkat TPS atau tidak.
Hanya saja, lanjut dia, C1 hologram yang lama itu sama persis dengan perolehan yang dihitung pada PSSU kali ini, kecuali TPS 50 yang ada penambahan satu suara untuk Partai Golkar.
"Untuk pergeseran antar-calag dari C1 yang lama dengan hasil penghitungan hampir tidak ada yang berbeda. Kalau ada pergeseran akan kita lihat pada proses berjenjangan berikutnya, sehingga kita bisa menyimpulkan perubahan ada di sana," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selain ke MK, Melapor ke Bawaslu
Diketahui Agung Prasodjo selain melaporkan dugaan pelanggaran administrasi dan pidana Pemilu 2019 terkait pengubahan atau manipulasi rekapitulasi hasil perolehan suara caleg tertentu di sejumlah TPS ke MK, juga melapor ke Bawaslu Surabaya beberapa waktu lalu.
Agung mengatakan, pengubahan atau manipulasi rekapitulasi hasil perolehan suara sejumlah caleg tertentu di sejumlah TPS dalam formulir model DAA.1 di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan dan Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal.
Manipulasi rekapitulasi hasil perolehan suara tersebut dinilai telah menguntungkan Aan Ainur Rofik yang seharusnya berada pada urutan kedua dalam rekapitulasi perolehan suara terbanyak yakni sebesar 4.672 suara telah berubah naik mejadi urutan pertama dalam rekapitulasi perolehan suara yakni menjadi sebanyak 4.723 suara.
Hal itu menimbulkan kerugian meliputi seharusnya perolehan suara Agung pada urutan pertama dalam rekapitulasi hasil perolehan suara yakni sebanyak 4.713 suara telah diubah atau dimanipulasi menjadi urutan kedua dalam rekapitulasi hasil perolehan suara yakni menjadi sebanyak 4.692 suara.
Advertisement