Batuk Darah Dikira Paru-Paru Basah, Kakek Ini Tenyata Telan Gigi Palsu

Mengalami gejala serupa penyakit paru-paru basah, siapa sangka penyebab sakit kakek ini adalah gara-gara tak sengaja menelan gigi palsu.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 13 Agu 2019, 11:29 WIB
Ilustrasi gigi palsu (Unsplash)

Liputan6.com, London - Sebuah siaran investigasi yang disiarkan oleh jaringan televisi A&E tengah menjadi perbincangan hangat di Inggris. Program tersebut mengisahkan tentang kasus tersangkutnya gigi palsu di tenggorokan seorang kakek 72 tahun.

Tim dokter yang menanganinya mengatakan bahwa kakek tersebut kemungkinan tidak sengaja menelan gigi palsu, ketika ia berada di bawah anestesi umum untuk menghilangkan benjolan jinak dari dinding perutnya, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (13/8/2019).

Kasus ini mendorong peringatan keras kepada dokter untuk mencatat apakah pasien memiliki gigi palsu, dan untuk melacak di mana mereka berada selama operasi.

"Keberadaan gigi palsu harus didokumentasikan dengan jelas sebelum dan sesudah prosedur apa pun, dan semua anggota tim medis harus mengetahui rencana perioperatif terhadapnya," tulis Harriet Cunniffe, penulis laporan dari rumah sakit James Paget University di Great Yarmouth, Inggris.

Gigi palsu tersebut butuh beberapa hari untuk ditemukan. Awalnya dokter telah memeriksa bagian belakang tenggorokan pasien, namun tidak menemukan sesuatu yang salah. Hasil kurang lebih serupa juga ditemukan setelah melakukan rontgen dada dan tes darah.

Tim dokter pun memutuskan sang kakek mengalami infeksi di saluran udara bagian bawah, dan memberinya antibiotik, obat kumur dan steroid, sebelum mengizinkan rawat jalan.


Sempat Diperiksa ke Ahli THT

Suatu Saat Bisa Saja Rekam Medik Harus Dibuka Saat Pasien Bermasalah Sehingga Tulisan Tangan Dokter Tidak Boleh Mirip Cakar Ayam (Ilustrasi/iStockphoto)

Namun, pasien kembali dua hari kemudian, dan memberi tahu petugas medis, dengan suara serak, bahwa ia tidak dapat minum obat karena kesulitan menelan. Dia masih batuk darah dan saat itu membutuhkan oksigen.

Setelah melakukan rontgen lebih lanjut, tim medis mencurigai pasien terkena pneumonia --dikenal dengan julukan paru-paru basah-- karena menghirup sesuatu. Dia kemudian dikirim ke ahli THT untuk penyelidikan lebih lanjut.

Ahli THT tidak menemukan masalah pada bagian belakang tenggorokan atau kelenjar getah bening pasien, sehingga dokter memasukkan tabung fleksibel yang tipis melalui hidung pria untuk menyelidiki lebih lanjut.

Hasil tes terakhir mengejutkan tim medis, di mana mereka menemukan pelat logam yang menutupi pita suara pasien.

"Saat menjelaskan hal ini kepada pasien, ia mengungkapkan gigi palsunya telah hilang selama perawatan umum, delapan hari sebelumnya, yang terdiri dari pelat atap logam dan tiga gigi depan," tulis laporan itu.

Akibas kasus di atas, dokter sangat disarankan untuk mendengarkan pasien dengan cermat.

Diagnosa awal mengatakan pasien tampaknya menderita pneumonia, tetapi Cunniffe mengatakan dokter telah gagal memperhatikan kemungkinan gigi paslu tertelan, seraya menambahkan bahwa tes darah dan sinar-X diduga menjadi pengalih perhatian.


Masalah Tidak Lantas Selesai

Ilustrasi Foto Dokter Laki-laki (iStockphoto)

Menulis dalam jurnal BMJ Case Reports, Cunniffe menjelaskan bahwa gigi palsu tersebut akhirnya dicabut dengan sepasang forsep.

Namun, hal tersebut tidak serta merta menyelesaikan masalah kesehatan pada pria tersebut, karena ia harus menjalani perawatan pneumonia akibat gejala yang dialaminya.

Pasien akhirnya kembali ke rumah sakit empat kali setelah gigi palsu berhasil dikeluarkan, karena dia masih batuk darah.

Pasien kehilangan begitu banyak darah sehingga akhirnya harus menjalani dua operasi dan transfusi darah.

Kasus gigi palsu yang tertelan ini bukanlah yang pertama terjadi. Ada beberapa kejadian serupa di masa lalu, meski jarang.

Sebuah tinjauan pada 2016, yang meliputi 15 tahun penelitian, menemukan 91 insiden gigi palsu tertelan di 28 negara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya