Liputan6.com, Jakarta - Bachder Djohan Buddin kembali mendapat tugas untuk menjabat sebagai Direktur Utama PT Sucofindo (Persero). Penetapan tersebut berdasarkan Nomor: SK-167/MBU/07/2019; Nomor: 111/CORP/VIII/2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero).
“Pengangkatan dan pemberhentian ini dikhususkan untuk dua posisi, yaitu Direktur Utama dan Direktur Komersial 1 yang sudah habis masa jabatannya,” kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (13/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan SK tersebut secara resmi memutuskan bahwa Direktur Utama Sucofindo kembali dijabat oleh Bachder Djohan Buddin, sedangkan untuk Direktur Komersial 1 yang sebelumnya dijabat oleh M. Heru Riza Chakim, kini digantikan oleh Herliana Dewi yang sebelumnya sebagai Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Korporat (PPK) PT SUCOFINDO (Persero).
Hal tersebut juga merujuk pada Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Sucofindo (Persero) Tahun 2014 tanggal 11 Agustus 2014 mengenai pengangkatan Bachder Djohan Buddin sebagai Direktur Utama dan M. Heru Riza Chakim sebagai Direktur Komersial 1 yang terhitung habis masa jabatanya per tanggal 11 Agustus 2019.
Bachder mengatakan dengan adanya perubahan ini, mampu memberi semangat baru bagi perusahaan. “Semoga amanah yang diberikan ini dapat mendorong kesuksesan dan kemajuan bagi Sucofindodan Negara Republik Indonesia,” kata Bachder.
Bachder juga berharap dalam 2 kali periode ini akan tetap menjaga komitmen dalam memberikan strategi dan inovasi.
Sucofindo Incar Pendapatan Rp 2,8 Triliun pada 2019
PT Sucofindo (Persero) berinovasi digitalisasi untuk mendorong pertumbuhan perusahaan pada era Industri 4.0.
Direktur Utama Sucofindo, Bachder Djohan Buddin mengatakan, Sucofindo telah menetapkan target pendapatan pada 2019 sebesar 2,82 triliun atau tumbuh minimal 14,7 persen dari tahun lalu sebesar Rp 2,63 triliun.
"Dengan target laba bersih sebesar Rp 344,12 miliar atau naik sebesar 20,4 persen," kata Bachder, di Jakarta, Kamis (21/2/2019).
BACA JUGA
Bachder menuturkan, pada 2019 tantangan BUMN survei semakin berat, menghadapi era disrupsi. Sucofindo harus berinovasi bisnis dan adaptif terhadap perkembangan di era industri 4.0 untuk dapat meningkatkan kinerja bisnisnya.
Sektor telekomunikasi yang berkembang cepat, merupakan salah satu sektor yang dibidik oleh Sucofindo.
Perkembangan tersebut perlu pemastian produknya dari sisi kualitas, keamanan, dan kesehatan. Pemastian tersebut perlu dukungan semua pihak dari regulator, produsen, importir, serta lembaga uji dan sertifikasi.
"Untuk itulah, Sucofindo mengembangkan Laboratorium Telekomunikasi dan Informasi, yang diawali dengan Laboratorium pengujian Radio Frekuensi (RF) untuk produk Handphone, Komputer Genggam dan Tablet (HKT)," ujar dia.
Dia menambahkan, layanan Sucofindo lainnya adalah di bidang lingkungan, yaitu dengan dikeluarkannya arahan pertama di Indonesia untuk sertifikasi Greenport.
Beberapa pelabuhan dan industri yang memiliki pelabuhan di Indonesia, telah menerapkan arahan ini dan berupaya mendapatkan sertifikasi Greenport ini untuk meningkatkan kinerja pelabuhan.
Sucofindo juga terus meningkatkan peran untuk membantu berbagai kebijakan pemerintah dan membantu upaya perlindungan konsumen. Salah satunya, Sucofindo siap untuk membantu melakukan audit dan sertifikasi untuk Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) serta sertifikasi Biro Perjalanan Wisata (BPW).
Advertisement