Liputan6.com, Malabo - Negara kaya minyak di Afrika tengah, Guinea Khatulistiwa (Equatorial Guinea) dilaporkan berencana membangun tembok sepanjang 183 km, khususnya di perbatasan dengan Kamerun.
Pembangunan dikabarkan terkait upaya negara itu untuk membatasi arus orang yang masuk dari negara tetangganya di utara, di mana Guinea Khatulistiwa juga berbagi perbatasan darat dengan Gabon di timur.
Rencana menuai kritik dari pemerintah Kamerun dan menyebut bahwa pembangunan tersebut akan memicu pembentukan permukiman di sekitar tembok perbatasan, demikian seperti dikutip dari Quartz, Selasa (13/8/2019).
Baca Juga
Advertisement
Kamerun disebut telah mengirim kepala staf angkatan bersenjata dan unit pasukan khusus ke kota perbatasan Kye-Ossi untuk melaporkan situasi serta meningkatkan keamanan.
Guinea Khatulistiwa dan Kamerun memiliki riwayat ketegangan sejak beberapa tahun terakhir. Tensi meningkat sejak Malabo menemukan minyak pada 1990-an.
Negara di tepi barat Afrika itu juga menuduh Yaounde (ibu kota Kamerun) telah melanggengkan arus imigran ekonomi dari kawasan Afrika barat dan tengah, terutama negara-negara seperti Nigeria, Republik Afrika Tengah (CAR), dan Sudan.
Malabo berdalih bahwa peningkatan imigran berpotensi mempersempit peluang kerja bagi warga negara mereka sendiri, yang mayoritas juga masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Rencana pembangunan tembok juga terjadi ketika Guinea Khatulistiwa berambisi untuk meningkatkan keamanan perbatasan setelah penangkapan 30 orang bersenjata berat dari Chad, Sudan dan CAR di sepanjang perbatasan dalam apa yang dilihatnya sebagai "upaya kudeta oleh tentara bayaran."
Selain menyebabkan tensi diplomatik, kritikus terhadap tindakan Guinea Khatulistiwa menyebut bahwa hal itu bertentangan dengan semangat Kawasan Perdagangan Bebas Benua Afrika dan perjanjian regional serupa lainnya untuk pergerakan bebas orang dan barang antar-negara anggota.
"Langkah oleh Guinea Khatulistiwa kontraproduktif apa pun alasan yang diajukan oleh otoritasnya dan akan mengkompromikan upaya pertumbuhan regional," kata Bama Etienne Cham, penasihat kebijakan perdagangan senior di Dewan Pengirim Nasional Kamerun seperti dikutip dari Quartz.
Simak video pilihan berikut:
Negara Kaya yang Pernah Menutup Perbatasan dengan Kamerun
Terakhir kali Guinea Khatulistiwa menutup perbatasan dengan Kamerun karena upaya kudeta yang dilaporkan pada Desember 2017. Perbatasan baru dibuka kembali pada Januari 2019.
Selama dekade terakhir, Guinea Khatulistiwa telah menjadi salah satu negara terkaya di Afrika sebagai negara penghasil minyak terbesar keempat di kawasan Sub-Sahara Afrika, tetapi dengan populasi kecil lebih dari 1 juta.
Data Bank Dunia menunjukkan negara itu memiliki pendapatan nasional bruto per kapita (US$ 7.050) dibandingkan dengan negara tetangga seperti Kamerun (US$ 1.440) atau bahkan Nigeria (US$ 1.960).
Dan, pada berbagai titik dalam 15 tahun terakhir, tergantung pada harga minyak global, Guinea Khatulistiwa telah secara tidak resmi ditetapkan sebagai negara terkaya di Afrika.
Advertisement