Nilai Tukar Peso Terkapar Usai Calon Petahana Kalah di Pemilu Argentina

Ekonomi Argentina sedang dalam kondisi rapuh akibat hasil pemilu 2019.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Agu 2019, 16:05 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Argentina Mauricio Macri di Istana Bogor, Rabu (26/6/2019). Presiden Jokowi dan Presiden Mauricio Macri dijadwalkan melangsungkan pertemuan empat mata, pertemuan bilateral serta melakukan pernyataan pers bersama. (AP/Achmad Ibrahim)

Liputan6.com, Buenos Aires - Mata uang Argentina, yaitu peso, mengalami kolaps akibat pemilu yang memanas. Ini diakibatkan Calon presiden petahana Macricio Macri terancam tidak terpilih lagi. Ia dikenal sebagai pro-bisnis dan pro-austerity (pengetatan anggaran).

Dilaporkan CNBC, Selasa (13/8/2019), Macri kalah di putaran pertama pemilu dalam jumlah suara 32,1 persen. Pihak oposisi yang cenderung populis mendapat 47,4 persen suara.

Pasar saham Argentina langsung rontok sebesar 30 persen pada Selasa (13/8/2019) waktu setempat. Mata uang peson juga merosot 25 persen terhadap dolar menjadi 59 peso per dolar AS, padahal nilai sebelumnya 45,25 peso per dolar AS.

"Saya pikir tak ada cara untuk memanis-maniskan situasi ini. Kita kemungkinan bakal melihat reaksi pasar yang panik," ujar Abhijit Surya, analis dari Economist Intelligence Unit.

Para analis menyebut pasar akan menjadi sangat volatile. Kemenangan pihak oposisi dikhawatirkan mencabut reformasi ekonomi dan kebijakan-kebijakan terkait paket bailout IMF.

Kekalahan Macri disebut dampak dari kebijakan austerity yang ia anut. Kebijakan itu ia ambil sebagai dasar reformasi ekonomi Argentina namun resesi masih terjadi dan ada inflasi Argentina sebesar 55 persen.

"Satu hal yang bisa dipelajari dari ini adalah masyarakat Argentina tak ingin austerity," ujar Jimena Blancopeneliti dari Verisk Maplecroft.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Jalin Kerjasama, Mentan Disambut Presiden Argentina di Buenos Aires

Menteri Pertanian Amran Sulaiman diterima secara langsung Presiden Argentina di Istana Kepresidenan di Buenos Aires

Sebagai tindaklanjut pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Argentina Mauricio Macri di Istana Bogor pada tanggal 26 Juni 2019 yang lalu,  Menteri Pertanian Amran Sulaiman diterima secara langsung Presiden Argentina di Istana Kepresidenan di Buenos Aires untuk melanjutkan pembicaraan kesepakatan ekspor kedua negara, Senin (22/7/2019).

Pada kesempatan tersebut pemerintah Argentina menyetujui Indonesia mengekspor mangga, pisang, manggis, nanas dan salak. Di sisi lain, pemerintah Argentina juga berkomitmen menambah volume ekspor CPO ke Argentina, sehingga pangsa pasar (market share) CPO Indonesia di Argentina akan meningkat. 

Pada kesempatan yang sama, kedua pemerintah sepakat untuk bekerjasama dalam pengembangan teknologi pertanian, yaitu dryer, silo, dan mekanisasi pengolahan hasil pertanian.

"Ini adalah saat bersejarah bagi pertanian Indonesia. Akses pasar bagi produk petani kita diberikan langsung Presiden Argentina pada Menteri Pertanian. Kami akan maksimalkan peluang ini agar kesejahteraan petani meningkat", tegas Mentan Amran.

Persetujuan tersebut akan diawali dengan penandatangan perjanjian kedua belah pihak, antara Menteri Pertanian RI dan Menteri Agroindustri Argentina, yang direncanakan akan dilaksanakan di Jakarta pada bulan September 2019 yang akan datang.

Kedua pemerintah berkomitmen meningkatkan kerjasama perdagangan bidang pertanian yang saling menguntungkan dan seimbang. Karena itu pemerintah kedua negara akan mendorong dan mamfasilitasi sektor swasta untuk mewujudkan hal tersebut dalam waktu dekat.

Dengan perjanjian tersebut, volume dan nilai perdagangan kedua negara dapat ditingkatkan secara signifikan dalam tahun-tahun yang akan datang.


Kerja Sama Argentina-Indonesia

Penyambutan Presiden Argentina Mauricio Macri oleh Presiden Jokowi diawali dengan upacara kenegaraan. (Merdeka.com)

Dalam kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu lalu dan di hadapan Presiden Jokowi, Mauricio menyampaikan keinginan negaranya untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia, terutama di sektor pertanian. Mauricio bahkan mengharapkan Argentina dapat secepatnya mengimpor buah-buah dari Indonesia.

"Kami juga ingin menikmati buah-buah yang ada di Indonesia, begitupun Indonesia dapat belajar untuk bidang teknologi pertanian dari Argentina supaya bermanfaat untuk kedua belah pihak," jelas Mauricio saat itu.

Mentan Amran menjelaskan pertemuan di Argentina ini untuk melanjutkan arahan Presiden Jokowi yang berkomitmen menggenjot kerja sama pertanian dengan Pemerintah Argentina. Indonesia punya potensi besar memasok produk-produk hortikultura. Argentina adalah salah satu pasar non-tradisional yang diakses agar pertanian menghasilkan devisa lebih besar.

Potensi besar Indonesia ini juga telah disampaikan Mentan Amran saat menerima langsung Wakil Presiden Argentina Gabriella Miechitti di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, 8 Mei 2019, Gabriella sangat terkejut dan apresiasi Indonesia berhasil menghentikan impor 3.6 juta ton jagung, bahkan mampu melakukan ekspor. Kedua negara sepakat untuk saling berbagi pengalaman di bidang pertanian.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya