Alumni ITB Dorong Pengembangan Technopreneurship di Indonesia

Sekaranglah saatnya Indonesia memberdayakan teknologi untuk menjadikan semua aset berdaya secara masif.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2019, 15:15 WIB
Tim mahasiswa program teknopreneur Mandiri, NextIn Indonesia mengembangkan aplikasi dan sistem untuk terapi "Lexipal" bagi anak dislexia

Liputan6.com, Jakarta - Para pengambil keputusan harus segera memberikan dukungan maksimal kepada perkembangan sektor teknologi. Adapun teknologi tersebut untuk maksud dan tujuan yang aplikatif secara bisnis.

Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB), Ridwan Djamaluddin menyebutkan,  technopreneurship harus lebih digalakkan pada mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi berbasis teknologi.

"Kalangan teknokrat dan praktisi sudah saatnya berpikir lebih agresif tentang bagaimana menjadikan pengusaha mampu memanfaatkan teknologi untuk mengerjakan sesuatu yang baru atau menemukan teknologi tepat-guna sebagai basis untuk mengembangkan usahanya," kata dia saat membuka acara Indonesianisme Summit 2019, di JCC, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Acara yang berlangsung selama dua hari tersebut mengusung tema "Mementaskan Teknopreneur Indonesia" dan diikuti dengan gelaran Pameran Karya “Dari 30 Teknopreneur Indonesia”.

Ridwan mengungkapkan, upaya untuk menumbuhkan ekosistem teknopreneur juga harus digalakkan, karena komersialisasi teknologi akan segera menjadi kebutuhan.

“Saya ingin mengajak semua kalangan berpikir serius, sejenak saja. Bangsa ini punya banyak potensi: sumberdaya alam berlimpah, sumberdaya manusia juga sangat mumpuni. Sekarang saatnya kita melangkah, memanfaatkan teknologi untuk kepentingan-kepentingan bisnis dan komersial, dan tidak lagi ‘malu-malu’ untuk mengomersialkan teknologi,” ujarnya.

Menurut Ridwan, sekaranglah saatnya Indonesia memberdayakan teknologi untuk menjadikan semua aset berdaya secara masif. Semua kalangan bisa dan harus memanfaatkan teknologi. Jika tidak, ratusan juta jiwa penduduk Indonesia akan terus jadi penonton yang menyaksikan semua potensi dan kekayaannya dimanfaatkan dan dipanen oleh asing.

“Ini tidak main-main. Sekarang saatnya untuk mulai dan bangkit secara lebih serius. Ini bukan jargon-jargon kosong yang hanya pantas untuk diteriakkan. Kita harus berbuat. Karya di atas kata-kata,” tutupnya.


Jack Ma Undang Pemuda RI Berlatih Technopreneur di China

Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Sebelumnya, Pendiri Alibaba Group Jack Ma telah bertemu dengan para menteri dan pengusaha asal Indonesia pada Sabtu ini. Pertemuan tersebut untuk menindaklanjuti rencana kerja sama peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Tidak hanya bagi para generasi muda yang ingin memulai bisnis baru berbasis intenet, Jack Ma juga mengundang para pengusaha RI untuk berkontribusi di perusahaannya. 

"Kami setiap tahun memiliki program pengembangan untuk para developer, setidaknya sebanyak 300 orang yang akan kami hasilkan. Kami juga undang pengusaha di sini untuk memberikan pelatihan ke mereka," kata Jack Ma di Nusa Dua, pada Sabtu 13 Oktober 2018.

Tidak hanya itu, dirinya juga memiliki program pelatihan bagi para generasi muda yang ingin menjadi technopreneur. Setiap tahun program ini melatih 1.000 orang.

Jack Ma mengaku terkesan dengan jumlah generasi muda Indonesia yang cukup banyak dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Untuk itu, dirinya juga mengundang pemuda Indonesia untuk mengikuti program ini.

"Jadi kami masih susun dalam tiga tahun ke depan, termasuk kita melakukan pelatihan bagi para guru nantinya," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya