Liputan6.com, Surabaya - Rumah Sakit (RS) Bedah Surabaya yang kini berubah nama menjadi RS Manyar Medical Center ternyata pernah menjadi saksi bisu tragedi kelam bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercelah pada Minggu, 13 Mei 2018, sekitar pukul 07.07 WIB.
Rumah sakit yang berlokasi di Jalan Raya Manyar No 9, Surabaya, dengan Gereja yang beralamat di Jalan Ngagel Madya No 1 Surabaya ini hanya berjarak 950 meter saja. Jika ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat, maka hanya memakan waktu dua menit saja.
Peristiwa tak berprikemanusiaan tesebut tidak akan terlupakan dan masih teringat jelas dibenak dr Mira selaku Kabag Pelayanan Medika (Yanmed) RS Manyar Medical Center. Dia menceritakan, pada insiden bom bunuh diri tersebut, kebetulan rumah sakit ini yang paling dekat dengan gereja.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi banyak korban yang dibawa ke rumah sakit ini, kita langsung melakukan operasi dan merawat sampai tuntas," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com di ruang Sekretariat lantai dua RS Manyar Medical Center, Selasa, 13 Agustus 2019.
Dokter Mira menyampaikan, banyak korban bom bunuh diri tersebut yang mendapatkan pertolongan pertama di rumah sakit ini dan sebagian korban juga dirujuk ke rumah sakit umum daerah dr Soetomo Surabaya.
"Pada kasus bom itu, menteri kesehatan hingga bu Wali Kota Risma langsung datang ke sini. Bahkan bu Risma juga memberikan piagam penghargaan atas dukungan dalam penanganan korban ledakan bom di Surabaya," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
RS Bedah Surabaya Diserang Hoaks
Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Bedah Surabaya atau yang kini berubah nama menjadi Rumah Sakit Manyar Medical Centre diserang oleh video hoaks operasi pada seorang balita berusia 4 tahun yang di dalam perutnya ditemukan korek api, baterai, uang mainan, gagang sendok serta bungkus madurasa.
Video tersebut sebenarnya menyasar warga Jakarta yang terkirim dari pesan berantai melalui media sosial. Namun video tersebut tidak sampai tersebar luas atau membuat heboh warga Surabaya.
Pesan berantai tersebut bertuliskan, kiriman video dari seorang dokter saat melakukan operasi pada seorang balita berusia 4 tahun di RS Bedah Surabaya.
Dalam perut anak tersebut ditemukan beberapa benda di antaranya:
- Korek Api
- Batere
- Uang mainan
- Gagang sendok
- Bungkus Madurasa
- dll
Mohon sempatkan untuk nonton video tersebut, supaya bapak, ibu yang memiliki balita, cucu untuk tidak begitu saja meninggalkannya saat sedang bermain sendirian.
Demikian info ini di update semoga bermanfaat. Terima kasih.
Menanggapi video tersebut, Kabag Pelayanan Medika RS Manyar Medical Center, Dr Mira menyatakan, video tersebut hoaks. "Jadi di rumah sakit kami tidak ada untuk kasus operasi ditemukan benda - benda seperti itu," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa, 13 Agustus 2019.
Saat ditanya apakah ada upaya melaporkan video tersebut atau pihak rumah sakit merasa dirugikan dengan ada video tersebut, dia menjawab, karena pihaknya tidak melakukan seperti dalam video itu maka pihaknya hanya mengklarifikasi saja.
"Video tersebut tidak jelas karena tidak mencantumkan nama dokternya. Kalau misalnya video tersebut mencantumkan nama dokternya maka kita bisa klarifikasi kepada dokternya," ujar dia.
Hal senada juga dipertegas dengan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, drg. Febria Rachmanita yang menyatakan bahwa video tersebut hoaks. "Tidak benar," ucap dokter yang biasa disapa dokter Feni melalui pesan singkat.
Advertisement