Kenang Bencana Alam yang Terjadi, Kepala BNPB Gagas Bangun Monumen

Demi mengenang bencana alam yang sudah terjadi, Kepala BNPB menggagas bangun monumen.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 14 Agu 2019, 11:00 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo di hadapan Tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami yang memasuki Serang, Banten, kemarin (13/8/2019). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Demi mengenang peristiwa bencana alam yang sudah terjadi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Doni Monardo mengagas, bangun monumen. Upaya ini guna membangun kesadaran masyarakat akan bencana alam.

"Karena alam sudah terbentuk dalam miliaran tahun. Gempa dan tsunami adalah peristiwa alam yang berulang. Kita memang punya dokumentasinya. Namun, dokumentasi lebih lengkap ada di Belanda," ucap Doni sebagaimana keterangan tertulis kepada Health Liputan6.com, ditulis Rabu (14/8/2019).

Bencana alam tidak dapat dihindari, lanjut Doni, tapi dapat dikurangi risikonya. Melalui Tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) BNPB, masyarakat  terbangun kesadaran bersiap menghadapi bencana tsunami.

Tim Ekspedisi Destana Tsunami 2019 berhasil memasuki wilayah Serang, Banten kemarin (13/8/2019). Mereka menjelajahi 512 Desa di 24 kabupaten/kota sejak 12 Juli 2019 lalu. Ekspedisi ini melibatkan pihak Pentahelix, yaitu pemerintah, akademisi, masyarakat, lembaga usaha, dan media, yang menyasar sosialisasi kepada masyarakat.

"Konsep Pentahelix ini ditujukan kepada perangkat desa. Upaya ini diharapkan mereka dapat menjadi garda terdepan dalam memberikan sosialisasi bencana alam kepada RW/RT dan keluarga. Tapi tetap memerhatikan kearifan lokal," ujar Doni.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Sadar Potensi Bencana

Kepala BNPB Doni Monardo di hadapan Tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami yang memasuki Serang, Banten, kemarin (13/8/2019). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Doni menambahkan, kunci dari kegiatan Tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami agar masyarakat memahami potensi bencana yang ada, terutama masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. 

"Poinnya, masyarakat harus sadar potensi bencana yang ada. Mampu memahami dan melakukan upaya pencegahan," tambahnya.

Selain itu, masyarakat menjadi tangguh serta mampu menyelamatkan diri dari bencana. Tentunya, akan meminimalisirkan jumlah korban. 

Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami akan dilanjutkan menjadi KKN tematik Destana bekerjasama dengan perguruan tinggi. Kemudian akan hadir dua buku mengenai tulisan ekspedisi serta foto perjalanan ekspedisi untuk berbagi pengetahuan kepada masyarakat lain. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya