Pelaku E-Commerce Siap Dukung Pengembangan UMKM Lokal

Pemerintah targetkan sebanyak 5 persen dari total 269 juta penduduk Indonesia merupakan pelaku UMKM.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Agu 2019, 09:45 WIB
Ilustrasi e-Commerce (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Nasional yang jatuh setiap tanggal 12 Agustus lalu, selalu diperingati pemerintah baik pusat maupun daerah dengan tujuan membesarkan semangat ekonomi kerakyatan.

Pada 2017 lalu, melalui Kementerian Koperasi dan UKM RI serta Kementerian Komunikasi & Informatika, program UMKM Go Online diusung guna memfasilitasi UMKM siap bersaing di skala nasional bahkan global.

Sejalan dengan misi pemerintah dalam pengembangan UMKM, satu-satunya platform B2Bmarketplace di Indonesia, Ralali.com saat ini telah mampu menaungi lebih dari 600 ribuUMKM dengan target pemberdayaan 1 juta UMKM dalam 4 bulanan ke depan.

Chief Operations Officer (COO) Ralali.com, Alexander Lukman menuturkan, gunamencapai misinya, Ralali.com telah menyediakan berbagai akses dan konektivitas yang relevan bagi para pelaku usaha.

Menurut dia, pelaku UMKM Indonesia memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi untuk berkembang, hal ini dibuktikan dengan terus bertambahnya pelaku UMKM yang bertransaksi dan memenuhi kebutuhan usahanya melalui platform digital. Ralali.com menyikapi hal ini dengan memfasilitasi UMKM di Indonesia dengan menghadirkan infrastruktur teknologi secara holistik bagi pelaku UMKM.

"Kami sediakan sepenuhnya mulai dari kebutuhan barang dan jasa, pembayaran,pendanaan dan pembiayaan, logistik pengiriman, hingga berinteraksi dan bertransaksi di dalam satu platform," jelas dia di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Kilas balik mengenai data pertumbuhan pelaku UMKM di tanah air, pada 2014 tercatathanya sebanyak 1,56 persen masyarakat yang berprofesi sebagai pelaku usaha kecil dan menengah. Angka ini naik menjadi 3,1 persen di tahun 2017 dan mencapai 4 persen di akhir 2018.

Sementara untuk 2019, pemerintah melalui kementerian menargetkan angka ini bisa tumbuh 1 perseni sehingga sebanyak 5 persen dari total 269 juta penduduk Indonesia merupakanpelaku UMKM.

Merujuk data Kementerian Koperasi & UKM tahun 2018, UMKM Indonesia berkontribusiterhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 60,34 persen. Demi meningkatkan peran ekonomi kerakyatan, pemerintah menargetkan sumbangsih UMKM terhadap PDB menyentuh angka65 persen atau sekitar Rp 2.394,5 triliun di tahun 2019 ini

Sejalan dengan hal itu, lanjut Alex, Ralali.com telah berinovasi dengan menyediakan suplai kebutuhan, layanan logistik hingga akses pendanaan. Inovasi tersebut dibantu dengan hadirnya platform digital BIG Agent yang berperan membantu pelaku UMKM terhubung dengan berbagai solusi kebutuhan usaha yang sangat kompleks.

Kendati pelaku usaha kecil menengah yang menggunakan platform online saat ini masih terbatas yakni kurang dari 8 persen, Alex menilai tren untuk UMKM Go Online tetap akanberpeluang untuk tumbuh meningkat. Pasalnya, hal ini sejalan dengan pertumbuhan masyarakat pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 56,4 persen3.

“Kami Ralali.com saat ini telah berinovasi melalui berbagai cara diantaranya platformbernama BIG Agent, yang mewadahi tenaga kerja lepas on-demand untukmengerjakan KYC (profiling buyers), promosi produk yang relevan, serta edukasidigital kepada pelaku usaha terkait bisnis agar tercapai misi UMKM Go Online. Saat ini telah terdaftar 300.000 Sobat Agent (sebutan pengguna BIG Agent) dari 25 kotase-Indonesia mulai dari Jakarta, Sumatera, Jawa dan Kalimantan dan masih akan terus berkembang jumlahnya secara masif. Jelas, makin banyak penduduk Indonesia yang melek digital, ini saatnya untuk mengajak UMKM Go Online," papar Alex.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penetrasi Pengguna Internet

Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)

Kondisi penetrasi pengguna internet mengindikasikan peluang besar UMKM untuk merambah ke ranah digital terus bertumbuh ke depannya, meskipun kenaikan prosentase UMKM menggunakan platform online terbilang rendah, Ralali.com dengan inovasi teknologi yang diciptakan mampu mendorong perilaku UMKM secara signifikan menuju digital market.

Belum lagi, imbuh Alex, faktanya saat ini investor global dan regional memandang Indonesiasebagai negara paling atraktif yang patut dijadikan tujuan investasi di ASEAN. Hal ini diukurdari pertumbuhan sektor B2B di Amerika Serikat dan China yang berada di posisi dua kalilipat dari sektor B2C. Sedangkan di India, porsi B2B diperkirakan mencapai 6 kali lipat dari B2C.

"Melihat tren pertumbuhan industribisnis B2B dunia, kami yakin potensi pasar B2B online di Indonesia sangat prospektif.Dengan menjadi B2B marketplace satu-satunya di Indonesia yang mampu memprosesjutaan transaksi setiap bulannya, Ralali.com memiliki tanggung jawab dalam mengedukasipasar UMKM guna memenuhi kebutuhan aktivitas usaha dagang mereka," jelas Alex.

Di lain sisi, kontribusi UMKM Indonesia terhadap rantai pasok produksi global tercatat sedikitlebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Brunei, Laos, Myanmar, dan Kamboja.Kontribusi tertinggi sektor UMKM terhadap rantai pasok produksi global mencapai 2,7persen. Padahal, ASEAN berkontribusi sebanyak 9,3 persen terhadap rantai pasok produksiglobal di periode 2009–2013.

“Untuk itu, peta pertumbuhan UMKM di Indonesia memang harus didorong dari berbagaipihak seperti program pemerintah, financing partners, logistik, brand partners danpihak-pihak lainnya, sehingga mendorong pertumbuhan utamanya yakni pengenalan dantrust pelaku UMKM terhadap platform digital market,” tutur dia.


4 Langkah UMKM Indonesia Tembus Pasar Global

Ketua Pengurus YDBA Henry C. Widjaja (tengah), Sekretaris Pengurus YDBA, Ida R. M. Sigalingging (kiri) berbincang dengan pelaku UMKM di booth Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) GIIAS 2019, ICE BSD Tangerang, Jumat (19/7/2019). YDBA mewadahi produk unggulan Women’s Corner. (Liputan6.com/Fery Pradol

Pemerintah, Bank Indonesia, perbankan, perusahaan e-commerce beserta UMKM Binaan dan Mitra BI sepakat untuk mengakselerasi UMKM di pasar global.

Kesepakatan ini diperoleh dari hasil alkshow “UMKM Menembus Pasar Internasional” yang diselenggarakan hari ini (13/07) di Jakarta.

Kegiatan talkshow merupakan rangkaian dari Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2019 dengan pembicara dari Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Bank Negara Indonesia (BNI), Perusahaan e-commerce KU Ka dan Bawadi Coffee, UMKM Binaan Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyatakan dalam mengakselerasi ke pasar global tersebut, setidaknya ada empat upaya yang akan dilakukan. 

"Pertama, peningkatan kualitas produk UMKM sesuai dengan negara tujuan ekspor. Kedua, kemudahan prosedur ekspor berikut pemahaman regulasi dan prosedur dimaksud serta program pendampingan dan pelatihan," tulis Onny, Sabtu (13/7/2019).

Sementara yang ketiga, peningkatan pemahaman tatacara dan prosedur pembiayaan ekspor, dan keempat, pemanfaatan  platform digital untuk memperluas pemasaran.aan Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh.


Dari Hulu ke Hilir

Suasana pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran KKI 2019 ini berlangsung selama 3 hari menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Onny menambahkan, pengembangan UMKM yang dilakukan oleh BI, dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir dengan pendekatan klaster, wirasuaha atau pendekatan Local Economic Development (LED).

Untuk lebih fokus dalam mengembangkan UMKM, BI telah menyusun peta jalan UMKM dan membangun database profil UMKM.

"Peta ini penting untuk menerapkan kebijakan UMKM, berdasarkan klasifikasi UMKM yang telah disusun. Klasifikasi UMKM ini menghasilkan pola yang seragam dalam pengembangan UMKM yang dibagi dalam 4 level, yaitu UMKM Potensial, UMKM Sukses, UMKM Sukses Digital, dan UMKM Sukses Ekspor," tegasnya.

Melalui sinergi Pemerintah, Bank Indonesia, perbankan, perusahaan e-commerce beserta UMKM Binaan dan Mitra BI, UMKM Indonesia diharapkan dapat menembus pasar global serta mendukung pengelolaan defisit transaksi berjalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya