Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita bernama Jasmine rajin membersihkan telinganya dengan cotton bud. Dia tidak tahu bahwa kebiasaan tersebut harus membuat organ pendengarannya rusak permanen.
"Saya menderita gangguan pendengaran dan suara bising di telinga kiri selama bertahun-tahun," kata Jasmine pada majalah That's Life seperti dikutip dari New York Post pada Jumat (16/8/2019).
Advertisement
Gangguan pendengarannya mulai terasa parah Februari tahun lalu, kala itu, dia tidak bisa mendengar suara kedua putranya yang masih kecil. Ketika berkunjung ke dokter, mereka memberinya antibiotik untuk infeksi telinga.
Namun, wanita Australia itu tetap melanjutkan kebiasaan mengorek telinganya dengan cotton bud. Hingga tak lama kemudian, dia mendapati cairan cokelat dan darah dari telinganya.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Infeksi yang Mengancam Nyawa Jasmine
CT scan menunjukkan bahwa ada infeksi bakteri yang mengancam tengkorak dan otaknya. Dokter pun meminta Jasmine melakukan operasi yang seharusnya sudah dilakukan empat sampai lima tahun yang lalu. Jika tidak, infeksi tersebut bisa memakan otaknya dan membunuh Jasmine.
"Kapas terkumpul dan bernanah selama lima tahun, dan tulang tengkorak di belakang telinga saya setipis kertas," kata wanita 37 tahun itu.
"Saya tidak tahu bahwa pembunuh tersembunyi terselip di telinga saya."
Mengutip Newsweek, ahli bedah melakukan operasi selama lima jam dengan memotong jaringan yang terinfeksi. Mereka lalu membentuk lagi saluran telinganya. Salah satu dari tenaga kesehatan mengatakan bahwa Jasmine terlalu dalam saat membersihkan telinga dengan cotton bud.
"Jika Anda menunggu lebih lama, Anda bisa mati," kata dokter pada saat itu.
Advertisement
Menyesal Tak ke Dokter Dari Awal
Walaupun infeksi bisa dibersihkan, operasi yang telat dilakukan membuatnya harus kehilangan pendengarannya di satu telinga.
"Jika saya pergi saat pertama kali mulai mendengar bising, saya bisa menyelamatkan pendengaran," katanya menyesal. Dia pun ikut memperingatkan masyarakat tentang bahaya penggunaan cotton bud.
Carl Philpott dari ENT UK, organisasi profesional bedah telinga, hidung, dan tenggorokan di Inggris mengatakan bahwa produksi lilin di telinga adalah normal dan organ tersebut bisa melakukan pembersihan sendiri. Walaupun beberapa orang memang memproduksinya terlalu banyak dan butuh bantuan untuk membersihkannya.
"Cotton bud dapat digunakan untuk membersihkan pintu masuk ke saluran telinga, tapi tidak boleh ditempatkan di saluran telinga, praktisnya, tidak ada yang lebih kecil dari siku Anda bisa masuk ke dalam telinga," kata Philpott.
Dia menambahkan, mendorong cotton bud terlalu dalam bisa menyebabkan gangguan pada produksi lilin. Maka dari itu, Anda disarankan memakai tetes telinga natrium bikarbonat untuk cara aman membersihkan kuping.