3 Aspek yang Membuat MU Bisa Jadi Pesaing Juara Liga Inggris

Benarkah Manchester United sudah siap bersaing di level elite Premier League usai tampil ganas membantai Chelsea?

oleh Ario Yosia diperbarui 14 Agu 2019, 18:25 WIB
Paul Pogba dan Harry Maguire setelah laga Manchester United melawan Chelsea. (AFP/Oli Scarff)

Manchester- Manchester United (MU) menang telak 4-0 atas Chelsea di Stadion Old Trafford, Minggu (11/8/2019). Kemenangan ini sangat penting bagi MU. Tim Setan Merah seperti telah menemukan jati dirinya yang hilang saat ditangani tiga pelatih sebelum, Ole Gunnar Solskjaer.

Manchester United tampil agresif sepanjang laga. Mereka memainkan skema serangan balik mematikan yang sempurna. Sama seperti yang dulu dimainkan di era Sir Alex Ferguson.

Apakah ini pertanda kebangkitan The Reds Devils?

Menurut Phil Neville, iya.

"Apa yang saya lihat pada hari Minggu adalah tim MU yang tampak seperti memiliki semangat kebersamaan, sistem yang ditetapkan dan juga pemain yang tepat untuk melaksanakan rencana itu," kata pundit ternama yang juga merupakan mantan pemain Manchester United itu seperti yang dikutip dari BBC.

Secara spesifik Phil menyebut efek kedatangan Harry Maguire dari Leicester City berefek besar.

Jika sebelumnya United diragukan bisa bersaing memperebutkan gelar juara Premier League, melihat aksi mereka saat menghadapi Chelsea rasanya para pesaing macam Manchester City, Liverpool, Tottenham Hotspur, kudu mulai menghitung Setan Merah.

Namun, Phil Neville menyebut suporter MU jangan terlalu bereuforia terlebih dahulu. Setidaknya ada tiga aspek yang harus dijaga klub tersebut jika ingin setidaknya menembus jajaran big four. Apa-apa saja?

 


Pertahanan yang Solid

Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, memberi arahan kepada Victor Lindelof pada laga Premier League 2019 di Stadion Old Trafford, Minggu (11/8). Manchester United menang 4-0 atas Chelsea. (AP/Dave Thompson)

Ketika Manchester United berjaya di era Sir Alex Ferguson, kekuatan tim dibangun di atas dua bek tengah yang sangat baik dan penjaga gawang yang brilian.

Harry Maguire dan Victor Lindelof tampil bagus di laga perdana melawan Chelsea.  Bersama David de Gea, mereka adalah kartu truf kemenangan 4-0 United.

Setan Merah memiliki duet bek tengah yang sering memenangkan duel bola udara dan satu lawan satu melawan pemain lawan. Mereka tanpak tenang saat menguasai atau tak menguasai bola. Kepercayaan diri dua bek menular ke pemain lainnya. Mereka bisa enjoy fokus dengan pekerjaan masing-masing karena merasa yakin, tim tidak akan kebobolan.

Maguire dan Lindelof memainkan banyak operan di babak mereka sendiri, dan dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi, Mereka mengoper bola ke depan dengan percaya diri, memainkan bola di sekitar pers Chelsea, menembus garis mereka dan menggerakkan tim ke atas lapangan.

Situasi ini tidak terjadi di Manchester United beberapa musim terakhir. Lini belakang mereka rapuh, karena tak memiliki duo center back yang kompak luar dalam. Kedatangan Harry Maguire merubah segalanya. 


Memastikan Paul Pogba Tampil Konsisten

Gelandang Manchester United, Paul Pogba (tengah) menggiring bola dari kawalan pemain Chelsea pada pertandingan Liga Inggris di Old Trafford (11/8/2019). MU menang telak 4-0 atas Chelsea. (AFP Photo/Oli Scarff)

Memiliki penyerang-penyerang cepat, Manchester United secara sempurna dibentuk untuk menjadi tim serangan balik.

Paul Pogba akan memainkan peran besar untuk memastikan strategi itu berjalan dengan sempurna. Banyak orang terus mengatakan United harus menjualnya, tetapi sulit membayangkan tim United ini tanpa dia di dalamnya.

Ya memang, ia meninggalkan lubang yang besar saat bergerak ke depan, namun bisa dibilang tidak ada gelandang-gelandang lain di Premier League yang dapat memainkan atau menjalankan peran layaknya Pogba. 

Lihat bagaimana gol ketiga United tercipta, umpannya datang pada saat yang tepat, mempermudah Marcus Rashford untuk mengesekusinya menjadi gol. Hal itu ia lakukan berulang-ulang di berbagai pertandingan.

Apa yang ingin saya lihat sekarang dari Paul sekarang adalah konsistensi dengan tingkat penampilannya selama satu musim penuh, bukan hanya beberapa pertandingan. Kalau Ole Gunnar Solskjær bisa memastikan hal tersebut, Manchester United bakal terkerek permainannya.

 


Memastikan Rashford dan Martial Produktif

Para pemain Manchester United merayakan gol yang dicetak Marcus Rashford ke gawang Chelsea. (AFP/Oli Scarff)

Pertandingan Manchester United Vs Chelsea menjawab kenapa mereka menjual, Romelu Lukaku, ke Inter Milan.

Lukaku penyerang bagus, dengan konsistensi produkvitas, namun ia tidak cocok dengan style menyerang yang diinginkan bos United, Ole Gunnar Solskjaer.

Solskjaer ingin para penyerangnya tampil lebih menekan, bermain dengan tempo tinggi, dan memiliki mobilitas serta fleksibilitas untuk bermain di posisi berbeda saat menyerang.

Marcus Rashford dan Anthony Martial memenuhi ekspektasi itu. Hanya pekerjaan rumah terbesarnya memastikan keduanya konsisten mencetak gol. Hal yang tidak terjadi di dua musim terakhir.

Untuk menggaransi Manchester United bisa stabil di papan atas dengan meraih sebanyak mungkin kemenangan keduanya minimal harus mencetak 20 gol masing-masing musim ini.

Sumber: BBC/Bola.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya