Jangan Abaikan Bantalan Dalam pada Sepatu

Kebanyakan sepatu dengan model trendi tak menggunakan bantalan dalam alias insole. Padahal, tanpa fitur itu, kaki Anda jadi taruhannya.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Agu 2019, 17:01 WIB
Ilustrasi sepatu medium Heels atau sepatu hak tinggi medium (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang Anda perhatikan pertama kali saat membeli sepatu? Kemungkinan besar bakal menjawab model dan harga, di samping kenyamanan. Padahal, kenyamanan sangat penting agar fungsinya sebagai alas kaki maksimal.

Salah satu poin yang menunjang kenyamanan adalah keberadaan bantalan dalam (insole). Sepatu yang baik semestinya memiliki bantalan yang menopang lengkungan kaki. Namun, tak semua sepatu yang dijual di pasaran memiliki fitur itu.

"Biasanya yang suka pakai hak tinggi dan ujungnya runcing, akibat tekanan gravitasi, kakinya berubah menjadi kaki datar," kata Syarief Hasan Lutfie, Sp. KFR, spesialis ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi, dalam peluncuran sepatu umrah dan haji, di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Ia menerangkan, bentuk kaki datar memengaruhi kemampuan kaki untuk berjalan. Saat kaki mengungkit, dia akan menggeser berat badan ke jempol kaki sehingga kontraksi otot-otot tungkai akan bertambah.

Tulang belakang, paha, hingga ke betis berkontraksi sehingga mempercepat terjadinya otot capek. Nah, bantalan dalam sepatu itu berfungsi untuk menstabilkan posisi kaki sehingga bisa berjalan jauh tanpa kontraksi berlebihan.

"Kaki normal pun butuh insole, apalagi kalau dia terbiasa berjalan jauh. Tapi, kebanyakan sepatu yang dijual tak ada insole-nya. Kalau pun ada tipis, enggak menunjang," tuturnya.

Berdasarkan riset yang dilakukannya sejak 2008, kaki orang Indonesia yang normal melengkung sekitar 2,5 inci dengan panjang telapak kaki lebih pendek dibandingkan orang Eropa dan Afrika. Maka itu, bantalan dalam yang dibutuhkan adalah yang bisa menunjang tinggi lengkungan tersebut.

"Kaki datar itu ada dua, yang rigid dan fleksibel. Kalau rigid, dia butuh pisau untuk dicongkel, menghilangkan kapalannya. Tapi kalau fleksibel bisa dibantu dengan insole dengan pemakaian minimal enam bulan dan stretching," ujar Syarief.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sepatu Umrah dan Haji

Sepatu haji dari SHL. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Hasil penelitian Syarief yang dilakukan pada 1.984 orang calon haji menemukan, 20 persen calon haji mengalami kaki datar. Kondisi tersebut, sambung dia, jelas akan mengganggu pelaksanaan ibadah haji ataupun umrah, karena berjalan adalah aktivitas yang bakal sering dijalani.

"Untuk ibadah wajib saja, setidaknya jemaah haji harus berjalan 48 kilometer," ucapnya.

Berangkat dari itu, ia pun menciptakan sepatu khusus haji yang menekankan pada desain insole yang sesuai kebutuhan kaki orang Indonesia. Sepatu menggunakan bahan kulit sintetis yang tidak mudah mengelupas, serta dilengkapi dengan tas khusus agar mudah dibawa saat beribadah.

"Harganya juga lebih terjangkau. Kalau merek luar kan di atas Rp 1 juta, sandal kami hanya Rp450 ribu, sedangkan sepatu itu harganya Rp750 ribu. Terjangkau kan," ujarnya.

Ke depan, sepatu tersebut bakal menjangkau pasar yang lebih luas dengan desain yang lebih modis dan warna lebih beragam. Sementara, sepatu tersebut kini tersedia hanya dalam dua warna, hitam dan putih.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya