Gubernur Bali Kurang Puas dengan Permintaan Maaf Turis Ceko yang Lecehkan Air Suci

Dua turis Ceko dinilai sengaja melecehkan air suci yang mengalir di pura dengan menjadikan air 'cebokan'.

Oleh JawaPos.com diperbarui 15 Agu 2019, 07:03 WIB
Turis Ceko minta maaf pada masyarakat Bali. (dok.Instagram @aryawedakarna/https://www.instagram.com/p/B1DUVZLHGXf/Henry

Denpasar - Video turis Ceko bercebok di air suci kawasan Monkey Forest, Ubud, Bali, mendadak viral dan dibicarakan banyak orang. Dalam video, terlihat sepasang turis yang diketahui bernama Sabina Dolezalova dan Zdenek Slouka.

Mereka mengambil air suci dan membasuhkannya ke bagian bokong Sabina. Keduanya tertawa-tawa di video itu. Masyarakat Bali pun langsung geram dengan ulah kedua turis tersebut karena telah melecehkan air suci di tempat yang juga suci.

Sabina dan Zdenek sempat meminta maaf setelah videonya viral. Permintaan maaf itu diunggah melalui akun Instagram @aryawedakarna, seorang anggota DPD Bali pada 11 Agustus 2019.

Namun masih banyak pihak yang merasa belum puas. Banyak yang meyakini keduanya berbohong dan sudah mengetahui aturan di tempat tersebut.

Salah satunya adalah Gubernur Bali, Wayan Koster yang ikut angkat bicara. Dilansir dari laman Radar Bali Jawa Pos, Rabu, 14 Agustus 2019, walaupun desa pakraman setempat menyatakan permasalahan sudah selesai, tapi, baginya masalah ini belum selesai.

Koster menilai potensi kejadian serupa berpeluang kembali terjadi. Hal itu membuat Koster menyusun regulasi untuk mengantisipasi sekaligus mengawasi tindakan-tindakan yang berpotensi menodai tempat suci di kawasan pariwisata di Bali.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Upacara Adat dan Protes Warga Bali

Gubernur Bali Wayan Koster. (dok.Instagram @kostergubernurbali/https://www.instagram.com/p/BtDyzHuAtMa/Henry

Sementara itu, Sabina dan Zdenek sudah meminta maaf secara terbuka di depan Prajuru Desa Adat Padang Tegal, Ubud dan masyarakat Kertha Desa Padang Tegal, pada 11 Agustus 2019.

Pihak Desa Adat Padangtegal tidak akan mempermasalahkan lagi dan permasalahan sudah dianggap selesai. Kedua turis itu hanya wajib membayar denda kepada desa adat.

"Rencananya pada 15 Agustus 2019 pukul 12.00 akan dilaksanakan upacara guru piduka yang diikuti prajuru, warga dan wisatawan Ceko itu," terang Bendesa Adat Padang Tegal I Made Gandra ST.

Lalu, apakah hukuman itu dianggap sudah pantas dan setimpal dengan kesalahan mereka?

Sepertinya masih banyak masyarakat Bali yang tidak menerima keputusan tersebut. Salah satunya adalah Niluh Djelantik. Desainer sepatu kelas dunia itu kembali melancarkan protes melalui akun Instagramnya.

"Secara adat mungkin kalian anggap urusan ini selesai. Seperti katamu,”we already fix the problem.” Tapi kalau ternyata kalian menyalahgunakan ijin tinggal kalian, aku tak akan tinggal diam," tulis Niluh Djelantik dalam unggahannya pada 12 Agustus 2019.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya