Disambar dari Kapal, Bocah 10 Tahun Tewas Dimakan Buaya di Filipina

Anak di Filipina itu ditemukan tewas, dengan sebagian badan dimakan buaya.

oleh Siti Khotimah diperbarui 15 Agu 2019, 06:53 WIB
Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Liputan6.com, Manila - Seorang bocah laki-laki tengah berada di atas kapal bersama dengan dua saudaranya yang lebih tua, dekat Kota Balabac, Filipina saat tiba-tiba seekor buaya menyambarnya. Anak itu ditarik sang reptil ke dalam air setelah rangkaian konfrontasi antara manusia dan binatang buas itu.

Ayahnya lalu gagal menemukan sang bocah, hingga operasi yang berlangsung semalaman. Namun, seorang nelayan menemukan jasadnya pada Senin malam di rawa bakau. Anak itu ditemukan dalam keadaan tewas, dengan sebagian badan dimakan buaya seperti diwartakan oleh The Star, dikutip Kamis (15/8/2019). 

Perkembangan pemukiman dan populasi yang terus meningkat di Filipina terus menginvasi habitat makhluk-makhluk itu, memaksa mereka ke rawa-rawa yang semakin kecil.

"Sejak 2015, kami tidak pernah mengalami satu tahun pun dengan nol serangan buaya di Balabac," kata Jovic Pabello, juru bicara dewan pemerintah Filipina yang bekerja untuk melestarikan lingkungan kelompok pulau Palawan yang mencakup Balabac.

"Ini konflik penggunaan air," tambahnya.

 

Simak pula video pilihan berikut:


Buaya Air Asin

Ilustrasi Foto Buaya (iStockphoto)

Reptil yang memangsa anak laki-laki di Filipina tersebut disebut juga buaya air asin (estuarine).

Binatang itu adalah salah satu reptil terbesar di dunia yang dapat tumbuh hingga enam meter (20 kaki) dan beratnya mencapai satu ton.

Pada bulan Februari, seekor buaya juga sempat menyambar seorang anak laki-laki berumur 12 tahun ketika berenang di sungai Balabac, Filipina. Beruntung, buaya itu akhirnya pergi setelah saudara-saudara sang anak memukul-mukul kepala reptil dengan dayung.

Sementara itu, seorang nelayan kepiting Balabac tewas dan setengah dimakan oleh buaya air asin pada Februari tahun lalu, kata polisi, tiga bulan setelah keponakannya yang berusia 12 tahun diseret oleh buaya pada akhir 2017. Gadis itu tidak pernah terlihat lagi.

Kelompok pulau Palawan, yang sering disebut Filipina sebagai "perbatasan terakhir" adalah rumah bagi keanekaragaman flora dan fauna yang luar biasa, tetapi terancam oleh pembangunan yang tidak terkendali.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya