169 Jemaah Haji Wafat di Tanah Suci

Dari jumlah 169 jemaah haji, sebanyak 12 orang merupakan jemaah haji khusus.

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Agu 2019, 10:31 WIB
Jemaah haji dari seluruh dunia melakukan thawaf di Kakbah, Makkah. Foto: Bahauddin/MCH

Liputan6.com, Makkah - Sebanyak 169 jemaah haji sudah menghembuskan nafas terakhir seiring berakhirnya puncak haji di Arab Saudi.

Ini mengutip data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), Kamis (15/8/2019), pukul 02.30 Waktu Arab Saudi (WAS).

Dari jumlah 169 jemaah haji, sebanyak 12 orang merupakan jemaah haji khusus. 

Jemaah yang wafat berasal dari beberapa embarkasi, antara lain Jakarta, Ujung Pandang, Solo, Surabaya dan lainnya.

Tahun ini, Indonesia kebagian kuota jemaah haji reguler dan khusus sebanyak 231 ribu. Dengan rincian, jemaah haji reguler 214 ribu dan khusus 17.000.

Namun untuk realisasinya, jemaah haji reguler yang tiba sebanyak 212.732 melalui 529 kloter. Sementara jemaah haji khusus 16.881 orang.

 


2 Perbaikan dalam Penyelenggaraan Haji di Mata Menag

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin. Darmawan/MCH

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin menilai telah terjadi perbaikan yang telah dilakukan pemerintah Arab Saudi terkait penyelenggaraan ibadah haji di tahun ini dibandingkan dengan tahun 2018. 

"Saya melihat ada beberapa poin perbaikan yang perlu kita apresiasi karena lebih baik dari tahun yang lalu," jelas dia seperti dikutip Rabu (14/8/2019).

Perbaikan, kata Menag, seperti kondisi arus lalu lintas dari Makkah menuju Arafah lebih baik atau tak ada kemacetan yang sangat lama. Kondisi ini berbeda dengan tahun sebelumnya, kala kemacetan bisa berlangsung hingga berjam-jam lamanya.

Hal ini menunjukkan arus lalu lintas telah tertangani dengan baik. "Baik (arus lalu lintas) jemaah kita dari hotelnya masing-masing menuju Arafah juga yang dari Mina, yang tarwiyah menuju Arafah. Tahun ini alhamdulillah tidak ada kemacetan yang berarti," ucap dia.

Menag mengaku telah melihat langsung operation room yang memantau kondisi lalu lintas di Makkah, Mina, maupun Arafah dari kantor kementerian haji. Pemantauan berlangsung selama 24 jam.

"Tidak kurang dari 3 juta manusia di berada di Armuzna, jadi memang arus pergerakan mereka harus senantiasa dipantau selama 24 jam," kata dia.

Perbaikan lain, adalah kondisi kebersihan di Mina. Tumpukan sampah di lokasi jemaah haji mabit dan melontar jumrah dinilai jauh berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya

Dia pun mengaku telah menyampaikan langsung apresiasi perbaikan ini kepada Gubernur Makkah Khalid al Faisal bin Abdulaziz, dalam pertemuan yang berlangsung pada Senin (12/8/2019).

"Saya menyampaikan apresiasi terima kasih kepada Gubernur Makkah yang telah memberikan yang terbaik bagi jemaah haji Indonesia, dan dunia," ucap dia.

Tonton Video Ini:

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya