Liputan6.com, Kediri - Kembali ke desa setelah lama hidup dalam 'nikmatnya' ibu kota tentu menjadi keputusan yang sulit. Namun itu yang dilakukan Achmad Yusuf. Pria 25 tahun, warga Desa Bulu, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu berani memutuskan balik dan berwirausaha di kampung.
Dengan bakat meracik kopi yang didapatnya secara otodidak, pria lulusan salah satu SMK Negeri di Kediri ini kemudian membuka usaha kedai kopi keliling. Kopi itu dijajakan menggunakan sepeda motor lengkap dengan gerobak yang didesainnya sendiri.
Advertisement
Meski bukan seorang Barista, keterampilan Achmad Yusuf dalam meracik kopi tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak pelanggan mengaku suka dan jatuh hati dengan racikan kopi Yusuf.
Sejauh Kopi, begitu Yusuf memberi nama kopi-kopi hasil racikannya. Nama itu dipakai berdasarkan permenungan dirinya selama merantau di ibu kota.
Terbukti, usahanya yang mulai dirintis pada September 2018 itu semakin berkembang dan menghasilkan omzet di luar dugaan.
Banyaknya penikmat kopi yang mulai tersihir racikan Achmad Yusuf, membuat dirinya enggan berkeliling lagi. Dirinya lebih memilih menetap berjualan di pinggir Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Banyak jenis kopi yang disuguhkan, di antaranya kopi Ekpreso Robusta Wono salam, Arabika Bali Kinta Mani, Kopi Ijen, Kopi Temanggung, Kopi Gayo, dan Kopi Kerinci. Gerobak kecilnya itu juga dilengkapi beragam alat peracik kopi, di antaranya 2 unit mesin grender giling kopi, ketel, steamer susu grender manual, dan ekspreso maker.
"Modal dari pesangon. Totalnya kurang lebih 10 juta," katanya saat ditemui Liputan6.com, Rabu (14/8/2019)
Achmad Yusuf mengaku, selama menetap di Jakarta dirinya belajar meracik kopi dari temannya yang punya usaha kafe. "Otodidak mas, sambil sedikit-sedikit belajar lihat YouTube," katanya.
Setiap hari Yusuf mendapatkan omzet kurang lebih antara Rp700 - 750 ribu. Menu kopi yang ia jual harganya bervariatif paling murah Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Dari pendapatan itu, dirinya bisa memperoleh laba bersih hingga puluhan juta rupiah dalam sebulan.
Pelanggan yang datang bahkan tak hanya orang dewasa, anak-anak pelajar Sekolah Dasar bahkan ikut menikmati hasil racikan kopi Achmad Yusuf.
"Semua kalangan usia bisa merasakan kopi saya," katanya menambahkan.