Imuwan Bingung Lubang Hitam Supermasif Mendadak Bersinar Terang

Lubang hitam supermasif ini mengejutkan astronom dengan ledakan cahaya inframerah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 16 Agu 2019, 08:00 WIB
Foto: Lubang hitam supermasif (NASA/JPL-Caltech)

Liputan6.com, Jakarta - Lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti biasanya tidak menampilkan aktivitas apapun. Namun, pada bulan Mei lalu, lubang hitam supermasif ini mengejutkan astronom dengan ledakan cahaya inframerah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sagittarius A* atau Sgr A*, lubang hitam supermasif yang terdekat dengan Bumi, tiba-tiba saja 75 kali lebih terang dibandingkan kondisi normalnya.

Ilmuwan menemukan, hal ini terjadi di sepanjang wilayah inframerah dekat dari spektrum cahaya selama dua jam, pada 13 Mei.

Berdasarkan sebuah makalah baru yang diterbitkan pada 5 Agustus di repositori Universitas Cornell, ini adalah kilatan paling terang yang pernah dilihat ilmuwan selama 20 tahun mengamati lubang hitam. Kilatan ini dua kali lebih terang ketimbang kilatan yang pernah direkam sebelumnya.

"Lubang hitam tersebut begitu terang, saya awalnya salah dan mengira itu adalah star-02, sebab saya tidak pernah melihat Sgr A* seterang itu," kata Tuan Do, astronomer dan pemimpin penulis untuk laporan tersebut.

Ia lebih lanjut mengatakan, "saya tahu, mungkin jauh di atas sana ada sesuatu menarik yang terjadi pada lubang hitam."

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Informasi Baru

Ilustrasi lubang hitam 'menelan' bintang (NASA/Swift/Aurore Simonnet)

Temuan baru ini mendorong "batas model statistik saat ini", pasalnya di laporan lama tidak memperhitungkan tingkat fluks inframerah setinggi ini. Laporan lama juga memperlihatkan, pemahaman tentang lubang hitam yang ada di pusat galaksi kita belumlah up-to-date.

Para ilmuwan berpikir, tiap galaksi memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya. Jarak Sgr A* yang cukup dekat menjadikannya lubang hitam paling mudah untuk dipelajari ilmuwan.

Tim yang menemukan fenomena ini sebelumnya mengamati Sgr A* selama empat malam dengan kamera infrared di Observatorium Keck di Mauna Kea, Hawaii.

Mereka berharap untuk menguji teori relativitas umum Albert Einstein dengan mengamati bagaimana lubang hitam membelokkan cahaya bintang di dekatnya.

"Selama tiga hari dalam empat malam mengamatan, lubang hitam berada dalam keadaan yang mengalami peningkatan," tulis tim Do.

"Kami berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak biasa terjadi tahun ini. Hal ini karena lubang hitam terlihat jauh lebih terang, dan tak pernah kami saksikan sebelumnya," kata Do.

Namun, ilmuwan pun masih belum diketahui apa yang sebenarnya terjadi.


Penyebab Lubang Hitam Selalu Gelap

Lubang Hitam. (ESO/El Calcada)

Dalam lubang hitam, materi dikemas ke dalam ruang kecil, memberi mereka gravitasi yang sangat kuat. Misalnya, pada Sgr A*, memiliki massa 4 juta matahari. Tarikannya sangat kuat sehingga cahaya pun tak bisa lepas.

Oleh karenanya, para peneliti harus mengamati sinar infrared atau sinar X yang memancar ke luar dari lubang hitam dan berinteraksi dengan gas dan bintang terdekat.

Para ilmuwan berpikir, adanya interaksi membuat terlihatnya cahaya yang sangat terang. Kemungkinan interaksi yang terjadi adalah dengan bintang terdekatnya.

Para ilmuwan juga menemukan, adanya sebuah debu awan yang melintas di dekat lubang hitam ini pada 2014. Kemungkinan, adanya cahaya terang itu merupakan merupakan "reaksi yang tertunda."

Sejauh ini, para ilmuwan terus melakukan pengawasan terus menerus terhadap lubang hitam tersebut, tujuannya untuk melihat adanya perubahan signifikan pada lubang hitam supermasif Sgr A*.

"Banyak astronom mengobservasi Sgr A* pada musim panas ini. Saya berharap kita bisa mendapatkan data sebanyak mungkin sebelum Sgr A* berada di belakang matahari dan kita tak bisa mengamatinya," ujar Do.

(Tin/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya