Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) saat ini tengah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan sebagai pembangkit cadangan untuk memenuhi kebutuhan listrik MRT Jakarta.
Hal tersebut untuk mengantisipasi agar MRT Jakarta tak lagi mengalami pemadaman listrik seperti yang terjadi di Minggu, (4/8) silam.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar membenarkan bahwa PLTD Senayan bakal menjadi pemasok listrik cadangan bagi MRT.
Namun, pembangkit yang ditargetkan rampung Oktober tersebut diakui dia masih punya kelemahan, yakni tidak bisa langsung memasok listrik ketika terjadi pada sistem utama dan cadangan pertama.
Baca Juga
Advertisement
"PLTD Senayan itu memang akan diperuntukkan bagi MRT Jakarta, tapi saya dengar kemarin bahwa itu bukan PLTD hot standby. Jadi kalau cold standby sama saja nanti listrik kita mati dia akan butuh waktu untuk hidupkan," kata dia, di kantornya, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Dengan demikian, lanjut dia, PLTD Senayan baru akan menyala ketika dua sistem di garis depan sebagai pemasok listrik lumpuh. Nah itu membuat PLTD Senayan butuh waktu untuk bisa mulai memasok listrik ke MRT Jakarta.
"Kan dia pada saat listrik mati kereta itu akan langsung mati. Kereta mati butuh waktu lagi satu jam untuk kita mengoperasikan kereta. Karena begitu kereta mati seluruh sistem kita down. Dan untuk menghidupkan sistem itu butuh waktu. Jadi saya minta GM PLN untuk memperhatikan hal tersebut, kalau bisa di hot standby kan," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harus Selalu Siaga
Dia menegaskan, pengalamaan insiden listrik padam menunjukkan pentingnya keandalan pasokan listrik.
"Ini kan sesuatu yang luar biasa ya sebenarnya. Karena enggak mungkin dua sistem itu mati. Karena ada satu sistem cadangan. Nah ini baik sistem utama maupun cadangannya down," urai dia.
Untuk mengantisipasi itu, pihaknya meminta PT PLN (Persero) memastikan sistem ketiga, yakni PLTD Senayan selalu siap sedia ketika dibutuhkan alias berstatus hot standby.
"Jadi dengan kejadian itu kita butuh sistem ketiga yaitu yang sistem Senayan. Nah sistem senayan ini juga diharapkan hot standby juga supaya saat listrik (utama dan cadangan pertama) mati, dia langsung suplai ke sistem kita," jelasnya.
Artinya dengan adanya pasokan dari PLTD Senayan, operasional MRT Jakarta tak akan lumpuh sedetik pun ketika sistem utama dan cadangan pertama lumpuh seperti dua minggu lalu.
"Kalau hot standby itu artinya dia akan beroperasi terus menerus sehingga pada saat listrik MRT mati, dia langsung bisa mengalirkan listrik tanpa sistem MRT itu drop. Itu yang kita harapkan," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Pembangkit Listrik Warisan Soekarno Jadi Pemasok Listrik Baru MRT
PT PLN (Persero) menambah kehandalan pasokan listrik untuk moda tranportasi Mass Rapid Transit (MRT). Pasokan tambahan ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan.
Direktur Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS mengatakan, PLTD Senayan merukan pembangkit bersejarah, beroperasi pada 1962 saat era kepemimpinan Presiden Soekarno.
Pembangkit ini dahulunya dibuat untuk memperkuat pasokan listrik di Senayan guna mendukung pesta olahraga negara berkembang (Games of New Emerging Forces/Ganefo).
"PLTD historis dibangun saat pelaksanaan Asian Games pertama 1962," kata Haryanto, di PLTD Senayan, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
PLN telah melakukan peremajaan pada PLTD tersebut dengan merubah mesin dan bangunan. Dengan begitu, kapasitas PLTD Senayan meningkat dari 16 Mega Watt (MW) menjadi 101 MW.
Peremajaan dilakukan selama 15 bulan sejak Juli 2018. Rencananya, pembangkit yang dibuat memakan biaya Rp 1 triliun tersebut akan beroperasi pada Oktober 2019.
"Mendukung MRT pembangkit lama kita bongkar, kita bangun baru lebih efisien 101MW untuk back emergency," tuturnya.