Paskibraka Komandan Pengukuhan di Istana Ini Sempat Terpikir Jadi Dokter Hewan

Paskibraka Nasional 2019 dari Bali, Amanda, bercita-cita menjadi seorang dokter hewan

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 16 Agu 2019, 07:00 WIB
Calon Paskibraka Nasional 2019 dari Bali, I Dewa Agung Ayu Alamanda Diastara. (Foto: Liputan6.com/Ratu Annisaa Suryasumirat).

Liputan6.com, Jakarta - Paskibraka Nasional 2019 yang ditunjuk sebagai Komandan Pengukuhan di Istana Negara, I Dewa Agung Ayu Alamanda Diastara, adalah seorang pecinta binatang. Dia memiliki banyak hewan peliharaan di rumahnya.

Bahkan, sempat terpikir olehnya untuk menjadi seorang dokter hewan. Sayangnya, karena prospek pekerjaan yang dinilainya kurang baik, gadis yang akrab disapa Amanda atau Manda ini jadi ragu.

“Kayaknya peluangnya kecil untuk di Indonesia, tapi enggak tahu juga sih kayak gimana,” kata Amanda kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di Istana Merdeka, Jakarta.

Kecintaan Paskibraka Nasional 2019 dengan tinggi 171 cm ini terhadap binatang disebabkan tantenya yang seorang dokter hewan. Di rumahnya, Manda memelihara anjing, kucing, burung, babi, ikan, kura-kura, dan beberapa hewan lainnya.

Namun, untuk sekarang, cewek yang ingin jadi bagian pasukan 8 ini bercita-cita untuk bekerja di bidang apapun yang berhubungan dengan kedinasan.

“Apa aja boleh yang penting kedinasan. Kayak APDN boleh, Akpol gitu ya,” kata Paskibraka yang bersekolah di SMA Negeri 1 Bangli.

 

Saksikan Video Menarik Terkait Paskibraka


Masuk Paskibraka Nasional karena Kakak Sepupu

Calon Paskibraka Nasional 2019 dari Bali, I Dewa Agung Ayu Alamanda Diastara. (Foto: Liputan6.com/Ratu Annisaa Suryasumirat).

Manda bercerita, dia bisa seperti sekarang ini berkat dukungan dari keluarganya. Terutama kakak sepupu, yang dulunya adalah Paskibraka Nasional 2003.

“Namanya kak Batur, dia yang paling support Manda dari awal sampai sekarang, sampai dianterin juga ke bandara. Padahal, dia masih tugas sebagai dokter, tapi sempet-sempetin,” katanya.

Awalnya, Manda tidak menargetkan untuk bisa sampai ke nasional. Dia hanya ingin menjadi bagian dari Paskibraka, baik tingkat kabupaten maupun provinsi.

Akan tetapi dukungan Batur membuatnya jadi bersemangat untuk bisa sampai ke nasional.

“Soalnya Bangli kabupaten saya itu sudah 10 tahun enggak dapat nasional di perwakilan dari Bali. Jadi, kak Batur bilang, ‘Manda coba berusaha dong, nanti kak Batur dukung.’. Jadinya kan dia sudah kerja keras ngedukung Manda, jadi kalau Manda enggak dapat kan berarti sia-sia gitu,” kata Manda.

Lalu, beberapa dari anggota keluarga Manda pernah juga aktif sebagai Paskibraka. Hal ini jugalah yang menginspirasi dia untuk mendaftar jadi Paskibraka Nasional 2019.

“Ada empat orang jadi Paskibraka di keluarga. Nasional 1, Kabupaten 2, Provinsi 1. Sekarang sama Manda jadinya 5. Jadi, 2 nasional di keluarga. Nanti pastinya di keluarga jadi lebih banyak lagi yang terinsipirasi juga,” Amanda berharap.


Rindu Teman dan Keluarga

Calon Paskibraka Nasional 2019 dari Bali, I Dewa Agung Ayu Alamanda Diastara. (Foto: Liputan6.com/Ratu Annisaa Suryasumirat).

Cewek yang hobi olahraga jogging ini menambahkan, dia juga sangat rindu jaket pemberian temannya.

Tadinya, Manda ingin membawa jaket tersebut bersamanya ke Jakarta, tapi malah ketinggalan di rumah.

“Pemberian dari sahabat lama, lupa tak bawa karena saking buru-burunya waktu mau ke sini, jadi lupa aja,” kata Manda.

“Kalau keinget jaketnya itu bisa aja nangis soalnya ya, penginnya foto bareng jaket itu. Berkorban aja teman yang ngasih itu,” Manda menambahkan.

Meski kerap teringat akan sahabatnya, Manda adalah pribadi yang bersahabat. Sehingga, mudah bagi dia untuk berteman selama menjalani pendidikan dan latihan (Diklat) Paskibraka Nasional 2019.

“Logatnya biasanya lucu-lucu mereka (teman Paskibraka Nasional 2019), kayak apa gitu. Kalau Manda kan biasanya pakai bahasa Bali, jadi aneh aja denger-denger mereka,” katanya sambil tertawa riang.

Selain itu, Manda juga sangat merindukan keluarganya. Sebab, ini adalah pertama kalinya dia ke Jakarta. Dia pun terbiasa dikelilingi oleh banyak anggota keluarganya.

“Di rumah ada banyak orang, lebih dari sepuluh kayaknya. Sepupu juga di situ. Aku dua bersaudara, Manda sama kakak laki-laki,” kata Manda.

“Kan orang Bali itu satu pekarangan itu bisa tiga kakak,” katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya