Liputan6.com, Makkah - Guyuran Hujan saat puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dinilai ikut memberi andil dalam mengurangi jumlah jemaah haji Indonesia yang sakit.
Ini diungkapkan Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Eka Jusup Singka di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.
Advertisement
Dia mengaku jika usai Armuzna, jumlah jemaah haji yang dirawat menurun dibandingkan tahun lalu.
“Hal ini dibantu turunnya hujan pada saat prosesi Armuzna kemudian untuk jemaah haji yang meninggal saat Armuzna juga lebih sedikit jika dibandingkan tahun kemarin,” ujar dia, seperti dikutip Jumat (16/8/2019).
Cuaca yang cenderung tidak sepanas tahun lalu ikut membantu menurunkan angka kesakitan jemaah dalam menjalankan prosesi puncak ibadah hajinya.
Dia mengatakan, setelah proses Armuzna umumnya jemaah mengalami kelelahan. Petugas kesehatan kloter diminta melakukan edukasi untuk bisa meminta jemaah memanfaatkan waktu istirahat dengan baik.
Wafat di Armuzna
Pihaknya mencatat sebanyak 23 orang meninggal sepanjang prosesi Armuzna. 15 orang di antaranya meninggal di RS Arab Saudi yang dirawat sebelum prosesi Armuzna.
“Tercatat 7 orang meninggal, empat orang di tenda-tenda setelah kita lakukan pertolongan, kita evakuasi tapi memang tidak bisa tertolong, yang tiga saat sudah dilakukan rujukan ke luar. Yang satu meninggal di tempat yang sebenarnya bukan di lokasi jamaah haji Indonesia,” ungkap dia.
Saat ini aktivitas jemaah haji di Tanah Suci telah memasuki fase kedua. Jemaah haji terbagi dua, ada kloter yang menuju ke Madinah dan ada yang pulang ke Tanah Air.
kalau gaya jamaah haji sama dengan kemarin saya optimistis yang sakit dan meninggal akan lebih di bawah tahun sebelumnya,” katanya.
Advertisement