Ketua DPD Ingatkan Radikalisme dan Liberalisme yang Merongrong Anak-Anak

Dua paham tersebut telah masuk ke masyarakat dengan mempertentangkan antara Pancasila dan agama.

oleh Nila Chrisna YulikaLizsa Egeham diperbarui 16 Agu 2019, 10:46 WIB
Ketua DPD Oesman Sapta Odang . (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang menegaskan pihaknya mendukung politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan oleh pemerintah.

Posisi Indonesia yang telah berhasil menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB tahun 2019- 2020, kata dia, harus dapat menjadi alat dalam mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam hubungan internasional, kata dia, DPD RI dan DPR RI terus bersinergi melakukan komunikasi politik dengan parlemen sedunia. Komunikasi politik tersebut dilakukan melalui forum-forum antar parlemen seperti AIPO, IPU, AIPA dan lain-lain.

Pada kesempatan ini, kata pria yang karib disapa Oso itu, DPD RI menyampaikan terima kasih kepada Dewan Federasi Rusia yang telah memberikan kesempatan kepada DPD RI untuk menyampaikan pidato dihadapan Sidang Paripurna-nya pada bulan Oktober 2018 yang lalu, sebagaimana yang dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1956.

"Selain berbagai keberhasilan dan beberapa permasalahan di atas, dalam era globalisasi ini negara kita juga memiliki tantangan berat yang lain. Tantangan berat tersebut adalah merebaknya dua paham besar, yakni liberalisasi dan paham radikal," kata Oso dalam pidato Sidang DPR-DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Atas nama kebebasan dan demokrasi, kata dia, dua paham ini telah bergerak secara radikal ke anak-anak Indonesia. Dua paham tersebut telah masuk ke masyarakat dengan mempertentangkan antara Pancasila dan agama.

"Pancasila sebagai solusi bijak yang telah menjadi konsensus final kita dalam bernegara, telah dikaburkan oleh mereka. Sungguh ini merupakan tantangan besar buat kita semua. Jika kita lengah, tidak mustahil Indonesia akan tereduksi. Namun kita harus selalu optimis," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Pancasila Harus Terimplementasi

Pancasila sebagai filsafat, kata Oso dalam bernegara harus terimplementasi secara terstruktur, sistematis, dan masif di semua lapisan masyarakat. "Mulai dari kalangan elit hingga masyarakat yang bersandal jepit. Mulai dari anak-anak dan remaja, hingga kalangan yang sudah dewasa," kata dia.

Selain itu, ujar Oso, dunia pendidikan harus selalu melahirkan generasi yang berjiwa Indonesia, berjiwa Pancasila.

"Sangat relevan pesan dari Bung Karno yang mengatakan bahwa 'Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri'," ujar Oso.

"Pesan itu juga mengingatkan kita tujuan dari pendiri bangsa, yakni: Indonesia dibangun oleh satu untuk semua, semua untuk satu, semua untuk semua," tandas Oso.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya