Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi berencana memilih Jaksa Agung dari kalangan profesional pada periode kedua pemerintahannya. Jokowi menegaskan, Jaksa Agung baru bukan berasal dari partai politik.
Menanggapi hal ini, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengaku bahwa dirinya sudah bukan pengurus Partai Nasdem.
Advertisement
"Oh iya, saya diberhentikan dari Nasdem," ungkap Prasetyo di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Prasetyo menyebut bahwa dirinya merupakan jaksa karier. Sehingga, ia tahu betul bagaimana memimpin Korps Adhyaksa.
"Saya juga jaksa karir, saya praktisi hukum, puluhan tahun jadi jaksa, saya berangkat dari nol, dari awal, saya bukan orang baru di kejaksaan. Jadi saya tahu persis peta kejaksaan seperti apa," kata Prasetyo.
Prasetyo mengungkapkan, jaksa agung terdahulu juga sempat dijabat oleh kader parpol tertentu. "Selama ini kita tidak tahu kalau jaksa agung sebelumnya kan. Ada juga mungkin yang diam-diam direkrut oleh parpol tertentu," ucap Prasetyo.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perintah Jokowi
Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan, Jaksa Agung periode 2019-2024 tidak akan berasal dari kalangan partai politik. Diketahui saat ini, Jaksa Agung Prasetyo merupakan kader Partai NasDem.
"Jaksa Agung pasti bukan dari parpol," ujar Jokowi saat bertemu dengan para pemimpin redaksi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 13 Agustus 2019.
Soal siapa orang tersebut, Jokowi belum mau mengungkapnya. Dia memberikan clue, bahwa dirinya pasti memperhatikan suku, etnis dan agama dalam memilih Jaksa Agung.
Sementara, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tidak yakin mengganti Jaksa Agung dari kalangan profesional bakal membuat penegakan hukum menjadi lebih baik. Kata dia, bisa saja malah lebih bobrok.
"Belum tentu, siapa bilang lebih baik kan belum tentu juga. Bisa lebih bobrok juga," ujar Paloh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019).
Surya Paloh mengaku tidak masalah jika Prasetyo dicopot oleh Jokowi. Dia tidak akan mempermasalahkan Jokowi jika sudah merasa tidak cocok dengan kader Nasdem.
"Kalau Jaksa Agung presiden mau ubah, jangankan tunggu sebulan lagi, kalau hari ini mau diganti memang kenapa," ucapnya.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement