Rincian Asumsi Makro Ekonomi Indonesia 2020

Presiden berjanji akan terus menjaga iklim investasi agar Indonesia, salah satunya dengan memangkas regulasi yang tak ramah investasi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Agu 2019, 15:01 WIB
Presiden Joko Widodo dengan baju adat suku Sasak NTB menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Setelah sidang tahunan MPR 2019 berakhir, agenda berlanjut ke sidang bersama DPD-DPR. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,3 persen. Pertumbuhan itu juga diikuti turunnya pengangguran dan kemiskinan.

"Pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3% dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya," ujar Jokowi dalam pidato Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR pada Jumat (16/8/2019).

Presiden berjanji akan terus menjaga iklim investasi agar Indonesia, salah satunya dengan memangkas regulasi yang tak ramah investasi. Ia pun berharap Indonesia bisa mendapatkan peluang di tengah adanya perang dagang yang menimbulkan ketidakpastian ekonomi global.

Selain menjaga iklim investasi, Jokowi juga berkata akan terus fokus pada kesehatan, infrastruktur, program perlindungan sosial, kemandirian daerah, dan antisipasi ketidakpastian global.

Selengkapnya, berikut asumsi ekonomi makro Jokowi di tahun 2020:

- Pertumbuhan ekonomi: 5,3 persen

- Inflasi: 3,1 persen

- Suku bungan SPN 3 bulan: 5,4 persen

- Penurunan pengangguran: 4,8 persen sampai 5,1 persen

- Tingkat kemiskinan: 8,5 persen sampai 9,0 persen

- Ketimpangan: 0,375 sampai 0,380

- IPM: 75,51

Selanjutnya:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Defisit anggaran

Presiden Joko Widodo membungkukan badan ke arah anggota dewan sebelum menyampaikan Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR 2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Jokowi akan menyampaikan pidato dalam tiga sesi dengan tema yang berbeda. (Liputan6.com/Johan Tallo)

- Dolar AS: Rp 14.400

- Defisit anggaran dari PDB: 1,76 persen (Rp 307,2 triliun)

- Pendapatan Negara dan Hibah: Rp 2.221,5 triliun

- Belanja Negara: Rp 2.528 triliun

 


Jokowi: Kita Bakal Produksi Avtur Berbahan Sawit

Presiden Joko Widodo atau Jokowi turun dari mimbar usai menyampaikan Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR 2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Jokowi akan menyampaikan pidato dalam tiga sesi dengan tema yang berbeda selama acara berlangsung. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan Indonesia lebih maju dalam mengembangkan energi bahan bakar, diantaranya Bahan Bakar Nabati, Avtur dan kendaraan listrik.

Jokowi mengatakan, Indonesia sudah mulai dengan program pencampuran 20 persen biodiesel dengan solar (B20), akan masuk ke B30 campuran solar dengan 30 persen biodiesel. Dia pun menginginkan capaian yang lebih, yaitu 100 persen bahan bakar kendaraan biodiesel (B100). 

"Tapi kita bisa lebih dari itu kita bisa membuat B100," kata Jokowi, dalam pidato Sidang Bersam DPR-DPD, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Dia melanjutkan, saat ini Indoensia sudah memproduksi sendiri avtur hingga tidak impor avtur lagi. Tapi juga bisa lebih dari itu, yaitu bisa ekspor avtur dan menggunakan bahan baku Minyak sawit.

"Kita juga ingin produksi avtur berbahan sawit," tuturnya.

Selain itu, Jokowi menyebut Indonesia juga sudah mulai membuka ruang pengembangan mobil listrik, tetap tidak hanya berhenti sama disitu dia ingin Indonesia membangun industri mobil listrik sendiri.

"Tetapi kita ingin lebih dari itu (membangun industri Mobil Listrik sendiri)," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya