Hingga 16 Agustus, Realisasi APBN 2019 Sudah 54 Persen

Pencapaian penyerapan APBN itu telah melampaui perolehan pada periode yang sama di tahun sebelumnya

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Agu 2019, 17:00 WIB
Ilustrasi uang. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 per 16 Agustus ini sudah mencapai sekitar 54,48 persen.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengatakan, pencapaian itu telah melampaui perolehan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Sampai dengan tadi pagi itu sudah 54,48 persen, atau sebesar Rp 1.291 triliun dari pagu anggaran Rp 2.365 triliun. Ini lebih tinggi dibanding periode sama tahun lalu," terang dia di Gedung Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Dia menyebutkan, keberhasilan itu turut terbantu lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengarahkan untuk melelang berbagai proyek infrastruktur yang bakal dieksekusi tahun ini pada 2018.

"Mekanisme penyerapan negara, Presiden menginstruksikan proyek-proyek tahun ini untuk dilelang di triwulan IV tahun lalu. Dari awal sudah mulai ada transaksi untuk persiapan proyek di tahun sebelumnya, ini yang bagus menurut saya," tuturnya.

Untuk penyerapan APBN hingga akhir tahun, ia masih belum bisa memproyeksikannya. Namun begitu, ia mengutarakan optimisme bahwa pencapaian pada semester II pada umumnya relatif lebih besar dari semester I.

"Pada umumnya di semester II lebih besar dari semester I. Tahun lalu serapan anggaran mencapai 99 persen, karena kita koordinasi baik antara Kemenkeu dengan setiap kementerian/lembaga tentang mekanisme pencairan dan sebagainya," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi: APBN 2020 Fokus pada Kualitas SDM

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri sidang Tahunan MPR Tahun 2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/7/2019). Sidang tersebut beragendakan penyampaian pidato kenegaraan Presiden dalam rangka HUT Ke-74 Republik Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa tema kebijakan APBN pada tahun anggaran 2020 akan berpusat pada Sumber Daya Manusia (SDM). Fokus pengembangan SDM terutama demi modal ekonomi berbasis digital.

Jokowi menjelaskan tidak ingin agar bonus demografi yang terjadi di Indonesia menjadi sia-sia. Pasalnya, Indonesia sudah memasuki tahun-tahun penting untuk menjadi negara maju, yakni 2020-2024.

"Saya yakin dengan fokus pada peningkatan kualitas SDM, Indonesia dapat segera mewujudkan visinya menjadi negara maju. Dengan tekad tersebut, tema kebijakan fiskal tahun 2020 adalah 'APBN untuk Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia,' ujar Presiden Jokowi pada pembacaan Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR, Jumat (16/8/2019).

Jokowi juga memilih menunjang SDM ketika melihat ekonomi-ekonomi negara lain sedang melambat karena percaya SDM bisa menjadi pembuka jalan menuju pertumbuhan ekonomi. Ia menyebut Indonesia harus bisa menemukan peluang di tengah tren perlambatan ekonomi global.

 


Bonus Demografi

Presiden Joko Widodo dengan baju adat suku Sasak NTB menghadiri Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Setelah sidang tahunan MPR 2019 berakhir, agenda berlanjut ke sidang bersama DPD-DPR. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pemerintah pun berjanji bahwa anggaran akan ada untuk berbagai program pembangunan SDM. Itu diharapkan meningkatkan kemampuan sebagian besar penduduk Indonesia yang masih muda agar bisa bersaing di tingkat global.

"Berbagai program SDM kita siapkan untuk memastikan bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan. Kita bangun generasi bertalenta yang berkarakter dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi," ujar Jokowi.

Pada pidato pagi ini pun Presiden Jokowi sempat membahas SDM. Ia ingin SDM Indonesia menjadi penopang ekonomi negara ketimbang Sumber Daya Alam (SDA), sekaligus menjadi SDM yang berideologi Pancasila.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya