Cerita Akhir Pekan: Jangan Asal Sewa Jasa Pemandu Wisata

Pemandu wisata berperan penting, terutama di lokasi yang Anda tak kenal sama sekali. Tapi, salah pilih bisa mendatangkan petaka.

oleh Putu Elmira diperbarui 17 Agu 2019, 10:00 WIB
Ilustrasi travel (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Traveling kini telah masuk dalam agenda wajib banyak orang. Seiring tingginya minat dan perkembangan di dunia pariwisata, traveler tak jarang memilih destinasi-destinasi menarik, baik domestik atau internasional, yang tak jarang belum pernah didatangi. Di sini, peran pemandu wisata sangat membantu.

Lantas, apa saja peran penting seorang yang juga bisa disebut pramuwisata ini? "Kita sudah dibekali teknik guiding, bisa memberikan informasi dan sharing kepada wisatawan," kata Candha Adwitiyo, pemandu tur Jakarta Good Guide kepada Liputan6.com, Jumat, 16 Agustus 2019.

Candha menambahkan, saat pelatihan para pemandu wisata telah diajari untuk mendampingi wisatawan. Begitu pula saat ada masalah, mereka dengan sigap mencari solusi hingga meminta bantuan kepada grup.

Bicara pemandu wisata, beberapa waktu lalu ada kasus-kasus yang tak mengenakkan. Salah satunya adalah seorang pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diduga memperkosa perempuan asal Prancis di Labuan Bajo pada Juni 2018 lalu.

Pria lokal berinisial A tersebut diketahui menjadi seorang pemandu wisata lepas. Kala itu, ia melancarkan aksinya ketika mengantar sang wisatawan di objek wisata air terjun Cunca Wulang, Kabupaten Manggarai Barat.

Masalah tersebut tentu tak ingin terjadi pada Anda. Maka itu, pemilihan pemandu wisata yang tepat jadi kata kuncinya. Candha pun memberitahu tips dalam menyewa jasa pemandu wisata.

"Pemandu wisata harus punya lisensi yang didapatkan dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Minta mereka untuk menunjukkan kartu lisensi," lanjut Candha.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lisensi Pemandu Wisata

Ilustrasi travel (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Pemandu wisata tak hanya bertugas untuk mendampingi para wisatawan untuk mengunjungi destinasi-destinasi di berbagai wilayah. Di balik itu, ada kriteria yang harus dipenuhi sebagai pramuwisata yang legal dan tepercaya.

"Lisensi harus dimiliki pemandu wisata, setelah dapat dari Dinas Pariwisata DKI lalu bergabung dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Itu hal paling aman," ungkap Candha.

Ia menambahkan siapa saja bisa jadi pemandu wisata termasuk orang lokal yang mengenal destinasi yang dituju. Namun, apakah terdaftar dan memiliki lisensi atau tidak, hal tersebut bisa dipastikan langsung lewat travel atau lembaga.

"Lisensi sangat penting untuk membuktikan bahwa ia tidak ilegal dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan." tambahnya.

Menurut Candha, lisensi seorang pemandu wisata berupa name tag. Untuk memilikinya, ia harus menjalani pelatihan selama dua minggu di Dinas Pariwisata DKI Jakarta dilanjutkan dengan menjalani ujian.

Apabila seseorang tak lulus ujian, dapat mengikuti ujian selanjutnya tahun depan karena proses seleksi hanya berlangsung satu kali dalam setahun. Lisensi pun memiliki masa berlaku selama dua tahun dan memiliki tiga tingkatan yakni Pramuwisata Muda, Pramuwisata Madya, dan Tour Leader (Pengatur Wisata).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya