Liputan6.com, Jakarta Ragam kuliner Banyuwangi memang terkenal nikmat dan memantik rasa penasaran siapapun untuk mencicipinya. Tak terkecuali Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Selama dua hari di Banyuwangi, ia mengaku hasratnya pada masakan daerah terpuaskan.
Retno Marsudi tiba di Banyuwangi pada Selasa (13/8). Ia langsung mencicipi ikan bakar di salah satu restoran seafood. Beliau terlihat menikmati hidangan yang disajikan, khususnya ikan bakar mentega. Tak sampai di situ, beliau bahkan memesan ikan bakar untuk dibawa pulang ke Jakarta.
Advertisement
"Ini enak sekali. Ikannya masih segar. Meskipun dibakar tanpa bumbu lengkap dan hanya pakai mentega, rasanya sudah nikmat. Bikin ketagihan," ujarnya.
Hari berikutnya, Rabu (14/8), Menlu Retno masih penasaran dengan kuliner Banyuwangi. Alih-alih sarapan di hotel, ia justru mengajak stafnya untuk mencari makanan di luar. Setelah mendapat beberapa rekomendasi, ia akhirnya memilih sego cawuk. Menu sarapan khas Banyuwangi ini berupa nasi yang diberi trancam dan kuah pindang dengan lauk pepes ikan.
Petualangan kuliner Menlu Retno masih berlanjut. Tanpa rasa sungkan, ia lantas blusukan ke pasar tradisional Banyuwangi di pusat kota. Makanan yang dituju adalah ketan kirip dan kopi. Retno Marsudi mengaku sangat menikmati suasana pusat kuliner yang didesain arsitek Adi Purnomo, di tengah pasar tersebut.
"Ketan dan kopinya enak sekali. Siapapun yang berkunjung ke Banyuwangi, wajib mencicipi ini. Harganya pun sangat murah. Merakyat, namun enak,” jelasnya.
Puas dengan wisata kuliner, Menlu Retno menyempatkan diri mengunjungi Sanggar Seni Genjah Arum di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Di sanggar milik Setiawan Subekti yang juga ahli kopi internasional ini, ia dan rombongan disambut musik lesung. Reflek, Retno Marsudi mendekat dan ikut membunyikan alat musik tersebut bersama nenek-nenek pemainnya.
Selanjutnya, ditemani Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Retno Marsudi bertemu dan berdialog dengan maestro gandrung, Temu Misti. Ia sangat mengapresiasi kiprah Temu. Meski usianya tak lagi muda, namun tetap aktif di dunia seni.
"Indonesia memang kaya akan seni budaya. Kita ingin melihat budaya Indonesia tumbuh subur, karena inilah identitas bangsa,” imbuhnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, budaya bisa menjadi salah satu alat soft diplomacy Indonesia. Ia juga yakin, budaya mampu memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Sebab, tak sedikit wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia karena tertarik dengan budayanya.
“Wisata budaya tidak lagi bisa dipandang sebelah mata. Banyak turis mancanegara yang justru penasaran dengan budaya kita. Maka tak salah anggapan bahwa semakin dilestarikan, budaya semakin menyejahterakan,” ungkapnya.
Terkait kuliner Banyuwangi, Menpar Arief menerangkan bahwa menu-menu khas daerah ini cenderung menampilkan citarasa pedas. Jenis masakannya pun beragam, sehingga pecinta kuliner punya banyak pilihan untuk mengisi ‘amunisi’. Mulai dari menu tradisional seperti pecel, hingga olahan seafood yang menggugah selera.
“Jika Anda ke Banyuwangi, silakan coba dan rasakan sendiri kuliner di sini. Dijamin enak dan tak mengecewakan,” tegasnya.
(*)