Sukses Kelola Ekosistem Laut Besar Indonesia Bisa Jadi Cerminan Dunia

Keberhasilan mengelola Ekosistem Laut Besar Indonesia dapat menjadi cerminan dunia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Agu 2019, 17:00 WIB
Pedagang menata ikan di Pelelangan ikan Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/7/2019). Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, selama semester I-2019 nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai Rp40 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kawasan perairan Ekosistem Laut Besar Indonesia (Indonesia Sea Large Marine Ecosystem/ISLME) merupakan kekayaan alam yang luar biasa. Kawasan ini dihuni lebih dari 185 juta orang bertempat tinggal di lingkungan yang penuh keanekaragaman hayati.

Keberhasilan mengelola sekaligus menjaga ekosistem laut ini bisa menjadi cerminan dunia. Tujuannnya agar kawasan tidak terancam punah oleh esksplotasi berlebihan dan dampak perubahan iklim.

“Nilai strategis lain dari kawasan ISLME itu adanya inisiatif manajemen regional, yaitu Coral Triangle Initiative (CTI) dan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC)," ungkap Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zulficar Mochtar kepada Health Liputan6.com melalui keterangan tertulis, ditulis Sabtu (17/8/2019).

Oleh karena itu, keberhasilan pengelolaan di kawasan ini tidak hanya menjadi cerminan dari keberhasilan pengelolaan ekosistem laut besar Indonesia, tetapi juga cerminan pengelolaan ekosistem laut besar di dunia.

Demi menyebarluaskan pentingnya kawasan ISLME, pemerintah Indonesia dan Timor Leste menyepakati strategi komunikasi efektif berupa mengkampanyekan pentingnya kawasan ekosistem laut tersebut bagi dunia.

Didukung Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Global Environment Fund (GEF), kerjasama kedua negara tersebut dibingkai dalam proyek “Enabling Transboundary Cooperation for Sustainable Management of the Indonesian Seas."

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Tingkatkan Sumber Daya Perikanan

Suasana aktivitas pedagang ikan di Pelelangan ikan Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/7/2019). Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, selama semester I-2019 nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai Rp40 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Proyek “Enabling Transboundary Cooperation for Sustainable Management of the Indonesian Seas" juga bertujuan memperat kerjasama regional antara Indonesia-Timor Leste.

Dukungan manajemen berkelanjutan yang efektif untuk kawasan ISLME dapat meningkatkan pengelolaan sumber daya perikanan dan ketahanan pangan.

“Proyek ISLME telah membantu Timor-Leste untuk meningkatkan ketahanan pangan perikanan. Ini sebagai sebuah bentuk kolaborasi,” tambah Direktur Jenderal untuk Perikanan dari Kementerian Pertanian dan Perikanan Timor-Leste Acacio Guterres.


Pelibatan Perempuan

Suasana di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPSC, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Yang tak ketinggalan, pelibatan kelompok perempuan diprioritaskan di bidang-bidang utama seperti mata pencaharian alternatif dan perdagangan lokal. Dalam hal ini, perempuan punya kompetensi mengelola pangan ikan, lanjut Acacio.

ISLME merupakan salah satu dari 66 Large Perairan Laut Besar (LME) di dunia yang berada di peringkat nomor 38. Kawasan ini meliputi 98 persen berada dalam wilayah perairan Indonesia dan 2 persen teritori Timor-Leste.

Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) yang masuk dalam ISLME, yaitu WPPNRI yang tersebar di pesisir pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.

Sementara itu, Atapupu yang berlokasi di Timor-Leste menjadi titik cross border yang berbatasan dengan Batugade di Nusa Tenggara Timur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya