Lokasi Ibu Kota Baru Bukan di Bukit Soeharto

Lokasi ibu kota baru bukan di daerah yang berlahan gambut atau dekat dengan tambang baru bara.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Agu 2019, 19:51 WIB
Menteri Negara PPN/Ka Bappenas Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema "Berapa Lama Membangun Ibukota Baru?" di Jakarta, Senin (13/5/2019). Presiden Joko Widodo ingin ibu kota baru berada di luar Pulau Jawa, terutama Kalimantan dan Sulawesi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kelala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, sejauh ini pihaknya terus melakukan pemetaan daerah yang potensial untuk dijadikan lokasi ibu kota baru. Paling tidak dalam pemindahan ibu kota ini, struktur tanah yang akan dibangun nantinya tidak bermasalah.

"Kalau tanah gambut itu berisiko. Tanah batu bara berisiko. Kami cari yang lokasinya jauh dari gambut dan batu bara," kata dia saat ditemui di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Sebelumnya disebut-sebut Bukit Soeharto menjadi lokasi potensial dalam pemindahan ibu kota baru ini. Namun, Bambang menegaskan lokasi tersebut tidak tepat dikarenakan lahan di area tersebut merupakan hutan lindung.

"Kan saya bilang Bukit Soeharto hutan lindung dan kita komit untuk tidak ganggu lingkungan apalagi hutan lindung," kata dia.

Oleh karenanya, dirinya meminta kepada seluruh masyarakat untuk bersabar terkait dengan penentuan lokasi ini. Sebab, masterplan sendiri baru akan dibuat ketika lokasi sudah ditentukan.

"2020 selesainya. Master plan baru bisa dibikin kalau ketahuan lokasinya. Lokasi pasti akan ditentukan pada waktunya," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi: Pemindahan Ibu Kota Simbol Kemajuan Bangsa

Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri Sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Nantinya DPR akan membahas RAPBN 2020 untuk selanjutnya disahkan menjadi UU. (Liputan6.com/JohanTallo)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memaparkan belanja negara pada tahun 2020 akan difokuskanuntuk pengurangan ketimpangan antar wilayah.

Oleh karena itu, dijelaskan Jokowi, kita akan melanjutkan pengembangan berbagai kawasan ekonomi di luar Jawa, melanjutkan industrialisasi dalam bentuk hilirisasi hasil tambang maupun perkebunan, dan mengembangkan beberapa wilayah metropolitan di luar Jawa, supaya bisa menjadi sumber ekonomi baru.

"Selama ini, denyut kegiatan ekonomi secara umum masih terpusat di Jakarta dan Pulau Jawa. Sehingga Pulau Jawa menjadi sangat padat dan menciptakan ketimpangan dengan pulau-pulau di luar Jawa," kata Jokowi dalam Nota Keuangan di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Jokowi melanjutkan, apabila membiarkan hal ini berlanjut tanpa ada upaya yang serius, maka ketimpangan akan semakin parah.

Untuk itu, kata Jokowi, rencana pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan diletakkan dalam konteks ini, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa.

"Ibu kota baru dirancang bukan hanya sebagai simbol identitas, tetapi representasi kemajuan bangsa, dengan mengusung konsep modern, smart, and greencity, memakai energi baru dan terbarukan, tidakbergantung kepada energi fosil," tegas dia.

Dukungan pendanaan bagi pemindahan ibu kota, kata Jokowi, akan sekecil mungkin menggunakan APBN. "Kita dorong partisipasi swasta, BUMN, maupun skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU)," pugkas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya