Liputan6.com, Batam - Peringatan kemerdekaan bagi warga di pulau perbatasan setiap tahun menjadi hari yang istimewa. Salah satunya di perairan perbatasan Indonesia-Singapura dan Indonesia-Malaysia.
Kultur Melayu begitu lekat sebagai penegas bahwa warga Melayu tak kalah jumlah maupun kreativitas dengan negeri serumpun yang juga Melayu. Sebagaimana warga pesisir, permainan rakyat pesisiran menjadi dominan. Lomba pacu Sampan Layar dan Sampan Kieu salah satunya.
Menurut tokoh Melayu di Pulau Belakang Padang, Musa Jantan, pulau Belakang Padang memiliki penghuni terbanyak di Bandingkan Batam atau pulau lainya di pulau perbatasan. Sejak puluhan tahun lalu, Pulau Belakang Padang sudah menggelar dua permainan rakyat itu.
Baca Juga
Advertisement
"Sebagai menjalin silaturahmi," kata Musa Jantan, Sabtu (17/8/2019).
Keseharian sebagai nelayan, menyulitkan warga Pulau Belakang Padang bisa bersikap lebih rileks. Bayangkan saja, tiap hari mereka harus fokus dengan maut di tengah laut jika tak ingin nyawa melayang akibat sembrono.
"Momen peringatan kemerdekaan ini sebagai pesta rakyat nelayan. Pelepas penat dan bergembira," katanya.
Lomba Sampan Layar dan Kieu merupakan perlombaan tradisional kebudayaan Melayu yang dilakukan secara turun menurun. Sebenarnya hal ini dulu melibatkan negara tetangga untuk bergembira bersama dan saling menjaga toleransi sebagai negeri serumpun.
"Untuk di Malaysia dan Singapura tradisi ini banyak menghilang karena tempat pacu berganti dengan bagunan dan gedung tinggi. Jadi mereka tak bisa ikut lagi memperingati kemerdekaan kita dengan pacu sampan," kata Musa.
Warga Melayu Terbesar
Sampan Layar adalah permainan perahu sampan dengan menggunakan kekuatan angin sebagai penggerak. Sampan ini dikemudikan 7 orang untuk sampan kecil. Untuk yang berukuran besar menggunakan 10 orang yang bertugas mengemudi.
Sedangkan sampan Kieu adalah sampan yang dikayuh menggunakan dayung. Sampan jenis ini di masa lalu merupakan alat transportasi utama warga Melayu.
"Dulu masyarakat Singapura belanja sayur ke Belakang Padang menggunakan Kieu, begitupun sebaliknya," kata Musa.
Saat ini baik sampan Kieu maupun sampan layar mulai berkurang jumlahnya dan berganti nmenjadi sampan motor atau perahu Sangkut.
Di tempat yang sama Camat Belakangpadang, Yudi Admaji Mengatakan permainan rakyat sudah menjadi tradisi tahun 1950 .
"Masyarakat kita masyarakat bahari nelayan jadi yang kita hikmahkan, Setiap tanggal 17 identik dengan belakang Padang, Kata Yudi kepada liputan6.com.
Di kecamatan belakang Padang untuk permainan Sampan Layar dan Sampan Kiu sudah melegenda bahkan menjadi buruan masyarakat kepulauan di Kepri dan Riau, bahkan ada Singapura dan Malaysia.
Jadi itu yang tetap kami menjaga tradisi itu bersama tokoh masyarakat darat dan lautSampan Layar dulu kononnya ada yang sampai 12 katagori.
"Sekarang yang dimainkan hanya yang katagori 9,7 dan 5 karena pemuda yang mainkan itu sedikit sekali ..nah itu yang kita pertahankan, " kata Yudi
Sementara itu Yudi menyebutkan perayaan kemerdekaan yang 74 bukan hanya dirasakan oleh Masyarakat Indonesia yang ada di perbatasan melainkan warga negara Singapura dan Malaysia yang berkunjung menyaksikan menyaksikan Sampan Layar dan Sampan Kiu sebagai momen nostalgia yang kini jadi kenagan .
" Angka pasti kami tidak menghitung, yang pasti dari patauan kami pertama indikator dari pelabuhan Batam, Full parkir pada ke Belakang Padang, " kata Camat belakang Padang.
Ada beberapa warga sini yang memiliki hubungan keluarga dengan masyarakat sana semuanya pada balek kampung ada yang mencarter boat, menyaksikan perlombaan ini Kita harapkan dengan Iven ini dapat menjaga tradisi budaya Melayu dan menghidupkan pariwisata belakang Padang dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Simak video pilihan berikut:
Advertisement